- Pengertian
Waham |
Waham atau delusi adalah suatu
keyakinan atau pikiran dan dipertahan betul oleh individu meskipun tidak
berdasarkan logika sehat dan meskipun terbukti kebalikannya yang benar, dan
juga meskipun terbukti mengganggu kehidupannya dalam menyesuaikan dengan lingkungannya
(Dr.Nusyirwan yusuf,DSJ,1997)
- Rentang respon
Rentang perilaku klien dapat
diidentifikasi sepanjang rentang respon sehingga perawat dapat menilai apakah
repson klien adaptif atau maladaptif
Perilaku yang berhubungan dengan respon biologis maladaptif :
§ Delusi
-
waham
meruypakan pikiran ( pandangan yang tidak rasional )
-
berwujud
sipat kemegahan diri
-
pandangan
yang tidak berdasarkan kenyataan
-
gangguan
berpikir, daya ingat, disorientasi, afek labil
§ Halusinasi
-
pengalaman
indera tanpa perangsang pada alat indera yang bersangkutan
-
perasaan ada
sesuatu tanpa adanya reangsangan sensorik, misalnya penglihatan, rasa, bau,
atau sensorium yang sepenuhnya merupakan imajinasi
-
mengalami
dunia seperti dalam mimpi
§ Kerusakan proses emosi
-
luapan
perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
-
keadaan
reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan
-
marah, amuk,
depresi, tidak berespon
§ Perilaku yang tidak terorganisir
-
tanggapan
atau reaksi individu terhadap rangsangan / lingkungan yang tidak teratur
-
kehilangan
kendali terhadap impuls
§ Isolasi sosial
-
menarik diri
secara sosial
-
menyendiri /
mengasingkan diri dari kelompok
-
- Etiologi
Menurut doengoes,M.E ( tahun 1987, hal
205 ) mengemukakan bahwa etiologi waham dapat dijelaskan melalui 3 teori, yaitu
;
a. Teori psikodinamika
Perkembangan emosi lambat kurangnya
perhatian Ibu yang menyebabkan kehilangan perlindungan dan gagal membuktikan
rasa percaya dengan orang lain, sehingga individu selalu hati-hati dalam
mengucapkan gangguan harga diri, kehilangan kontrol, takut / cemas, sikap
curiga terhadap orang lain dan sikap umum yang digunakan yatu proyeksi
b. Teori dinamika keluarga
Beberapa teori percaya bahwa orang
yang paranoid mempunyai orang tua yang berkarakter keras, banyak permintaan dan
yang ingin segalanya sempurna, sering marah, mengutamakan kepertingan pribadi,
mencurigai individu, sehingga pengalaman yang didapat dari dulunya akan
mempengaruhi kepribadian seseorang
c. Teori biologi
Muncuk karena adanya berapa kekuatan
atau pengaruh dari beberapa penyakit
individu yang keluarganya mempunyai gejala penyakit yang sama, contohnya : pad
anak kemabar, jika salah satu terkena
skizofrenia, maka 58 % kemungkinan akan terkena pada anak yang satunya.
- Psikopatologi waham
Proses terjadinya waham dapat
diuraikan sebagai berikut ;
a. seseorang merasa terancam oleh orang lain atau
oleh dirinya sendiri, mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan
akan terjadi
b. Seseorang kemudian berusaha terhadap persepsi diri
dan obyek realita melalui manifestasi, lisan terhadap suatu kejadian ayau suatu
keadaan.
c. Dilanjutkan dengan memperoykesikan pikiran dan
perasaaan lingkungannya, sehingga pikiran, perasaan, dan keinginan yang
negatif, dan tidak dapat diterima akan terlihat datangnya dari dirinya
d. Akhirnya orang tersebut berusahan untuk memberikan
alasan atau rasional tentang interpretasi personal ( diri sendiri ) terhadap realita
kepada diri sendiri dan orang lain
- Tipe-tipe waham
Ada beberapa tipe waham yang ditemukan
pada kasus, yaitu kasus kebesaran, agama adanya curiga. Menurut W.F.Maramis
a. Waham kejadian
Mempunyai psaien
yaitu bahwa ada orang lain atau komplotan yang sedang mengganggu bahkan sedang ditipu,
dimata-matai atau kejelekannya sedang diancam oleh orang lain
b. Waham kebesaran
Yaitu bahwa ia punya kekuatan,
pendidikan, kepandaian atau kekerasan yang luas biasa, diantaranya bahwa dia
ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil
c. Waham keagamaan
Waham dengan tema keagamaan, misalnya
: dia mengaku sebagai dari sejuta umat
d. Waham somatik
Klien yaitu tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
e. Waham curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai diri sendiri, diucapkan
berulang kali tapi tidak sesuai dengan kenyataan.
f. Waham nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak
ada lagi didunia / meninggal, diucapkan berulang kali teetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
B.
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
proses pikir : waham
- Faktor predisposisi
a. Klien
1) Beberapa gangguan mental dan fisik : waham,
paranopid, skizofrenia, , keracunan zat tertentu pada otak dan gangguan pada pendenagran
2) Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang
tidak tuntas, misalnya rasa saling
percaya yang tiadak terbina, kegagalan dalam mengungkapkan perasaan dan
pikiran, proses kehilangan yang berkepanjangan
b. Lingkungan yang tidak terapeutik
Sering diancam, tidak dihargai atas
jerih payah, kehilangan pekerjaan, support sistem yang kurang, tidak mempunyai
teman dekat, atau tidak mempunyai orang dipercaya
c. Interaksi
1) Provokasi : sikap orang lain yang terlalu
menguasai, curiga, kaku, tidak toleran terhadap klien
2) Anatisipasi : perhatian, penampilan, persepsi dan
isi mpikir
3) Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah
dapat memfokuskan pikiran dan sudah dapat mengorganisasikan pikiran terhadap
suatu permasalahan.
- Faktor presipitasi
a. Internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang
sangat bermakna secara berulang, ketakutan karena adanya penyakit fisik
b. Eksternal
Adanya serangan fisik, kehilangan
hubungan yang penting dengan orang lain , adanya keritikan dari orang lain
C.
Perilaku
- Fisik
Intoksikasi alkohol, kekurangan gizi,
hygiene personal buruk, kurang tidur, gangguan pendengaran
- Emosi
Ketakutan m enjadi bnerlebihan,
isolasi , pikiran yang dituntut, rasa curiga yang ekstrim ; bermusuhan atau
marah, perasaan rendah diri / tidak berdaya, rasa malu, rasa selalu ada
perasaan mendatar, tumpul dan tidak sesuai dengan keadaan
- Inteleketual
Persepsi yang terpecah : paranoid,
sombong, gangguan seksual, waham agama, ketidakmampuan dalam mengambil
keputusan dan pandangan denial, proyeksi, regresi, dan disosiasi,
ketidakmampuan berpikir secara abstrak yang dikuasai oleh waham, berpikir bunuh
diri, dikuasai seksual atau rencana untuk membunuh, waham yang menetap.
- Sosial
Kegagalan dalam mengungkapkan pikran,
kecamasan yang meningkat, harga diri rendah, persepsi diri yang tidak realistis,
menarik diri dan isolasi, gangguan melakukan peranan sosial, kelas ekonomi yang
rendah, cepat menyalahkan orang lain, kecemasan, percaya dirinnya sebagai
tuhan, atau orang lain yang berkuasa
- Spiritual
Keagamaan yang berlebihan, percaya
bahawa dirinya sebagai tuhan, sebagai istri nabi, atau orang lain yang
berkuasa, kurangnya kemampuan untuk menikmati kesenangan dalam hidup. Koping
yang digunakan klien dapat bersipat sistematis, yaitu : koping klien tehadap
waham spiritual : keagamaan sesuai dengan isi wahamnya. Koping yang tidak
sistematis terjadi dimana kien tidak memerlukan kegiatan keagamaan
D.
Mekanisme koping
- Proyeksi, mempunyai 2 tujuan, yaitu ;
a. menyalahkan orang lain atas kesalahan
kekurangan-kekurangan dan kekeliruan dari orang lain
b. menyalahkan diri sendir atas impuls-impuls,
keinginan-keinginan dir sendiri yang sudah dapat diterima oleh orang lain
c. regresi, ilah kembali tingkata perkembangan yang
terdahulu dengan menggunakan cara-cara yang kurang matang dan bertingkah laku
primitif dan kekanak-kanakan
d. repersi, ilah dengan sudah sadar mencegah jangan
jangan sampai keinginan-keinginan atau kematian yang mengakinbatkan hati atau
yang berbahaya atau msuk kedalam alam yang sedasi
e. denial ,ialah menolak untuk menerima menghadapai
kenyataan yang tidak enak, baginya dengan mengemukakan berbagai alasan
- Diagnosa keperawatan
Dalam menentukan diagnosa keperawatan,
pada klien dengan gangguan mental psikiatri harus memperhatikan gejala-gejala
yang dapat dalam pengkajian kepada klien dari berapa pengkajian yang biasa
muncul dari beberapa diagnosa yang lazim muncul pada klien dengan gangguan
proses pikir : waham, diantaranya ;
a. kerusakan komunikasi b.d waham kebesaran
b. perubahan proses pikir : waham kebesaran b.d harga
diri rendah
c. gangguan konsep diri : harga diri rendah b.d
respon pasca trauma
d. defisit
perawatan diri b.d penurunan minat
e. kerusakan interaksi sosial : menarik diri b.d
waham kebesaran
f. penatalaksanaan regimen inefektif b.d koping
keluaraga tidak efektif
- Rencana keprawatan
Setelah mereumuskan diagnosa
keperawatan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan perencanaan tindakan
keperawatan, ada beberapa tahapan dalam pembuuatan rencana tindakan
keperawatan, yaitu ;
a. menentukan prioritas keperawatan
b. menetapkan sasarand an tujuan
c. menetapkanm kriteri adan evaluasi
d. menetapkan intervensi dan evaluasi
·
Diagnosa I :
kerusakan komunikasi verbal b.d waham
Tujuan umum : klien dapat melakukan
komunikasi verbal
Tujuan khusus :
1. Klien dapat hubungan saling percaya
2. klien dapat memnhgidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
3. klien dapat mengidentifiksai kebutuhan yang tidak
terpenuhi
4. klien dapat berhubungan dengan realita
5. klienn dapat berhubungan dengan keluarga
6. klien dapat menggunakan obat dengan benar
·
Diagnosa II :
perubahan proses pikir ; waham b.d harga diri rendah
Tujuan Umum : proses pikir sesuai
dengan realita
Tujaun khusus :
1. klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan asfek
positif yang dimiliki
2. klien dapat memiliki kemampuan yang dapat
digunakan
3. klien dapat menetapkan kegaitan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
4. klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi
sakit dan kemampuannya
5. klien dapat menggunakan sistem pendukung yang ada
- Evaluasi
Untuk mengevaluasi intervensi
keperawatan pada pasien dengan respon neurologi yang mal adaptif, perlu
mengajukan pertanyaan sebagai berikut ;
1. Apakan klien mau menguraikan perilaku yang
menunjukan bahwa ia akan kabur
2. Apakah klien mampu mengidentifikasi dan
menguraikan pengobatan yang diberikan, alasan minum obat, frekuensi, dan efek
yang paling sering mungkin terjadi
3. Apakah klkien berperan serta dalam berhubungan
dengan orang lain yang dapat membuatnya merasa senang
4. Apakah keluauga klien menyadari karakteristik dan
mampu berperan serta dalam hubungan yang mendukung klien
5. Apakah klien dan keluarga dapat dikaitkan tentang
sumber yang tersedia dikomunitas, seperti adanya program rehabilitasi, memberi
pelayanan kesehatan jiwa, program peran serta apakah mereka menggunakan sumber
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar