Senin, 06 Oktober 2014

13 Strategi Lulus Uji Kompetensi

bagi temn temen yang ingin menghadapi UJIKOM coba simak ini mudah mudahan bisa memantapakan diri anda dan di jamin 100% anda lulus
Uji Kompetensi (UK) bagi Perawat secara nasional telah dilaksanakan satu kali di Indonesia pada tahun 2013 lalu, namun hingga kini masih menyisakan beragam pertanyaan. Terutama bagi fresh-graduate yang akan menghadapinya di tahun 2014 ini. Begitu juga bagi mahasiswa yang gagal lulus di tahun 2013 lalu, tidak kalah pening memikirkannya.
Lalu, apa saja yang perlu dipersiapkan bagi alumni lembaga pendidikan keperawatan di Indonesia agar lulus ujian kompetensi tersebut? Berikut ini ada 13 Strategi Lulus Uji Kompetensi yang dapat Anda aplikasikan. Selamat membaca!
Strategi Pertama: Persiapkan Diri Anda
Kandidat yang berhak untuk mengikuti ujian kompetensi adalah mereka yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik pendidikan diploma keperawatan maupun sarjana keperawatan (plus ners). Tujuan utama dari ujian kompetensi adalah untuk menguji pengetahuan dan tingkah laku kandidat dan menetapkan bahwa kandidat tersebut memiliki kompetensi yang diperlukan.
Pastikan bahwa Anda telah melakukan persiapan yang diperlukan untuk mengikuti ujian kompetensi ini. Setidaknya Anda harus sudah familiar dengan format dan tipe soal yang akan diujikan nanti. Oleh karena itu berlatih secara rutin akan membuat kemungkinan Anda lulus lebih tinggi.
Berdasarkan informasi yang berkembang bahwa ujian kompetensi ini terdiri dari 120 soal pilihan ganda dan wajib diselesaikan selama 2 jam. Berarti setiap soal hanya diberikan waktu 1 menit untuk memilih satu jawaban yang paling tepat.
Di awal ujian kompetensi, Anda akan diberikan satu set soal ujian kompetensi bersama dengan lembar jawaban. Anda wajib mengisi semua informasi yang diperlukan dalam lembar jawaban secara akurat. Setelah itu, Anda baru diperbolehkan untuk membulatkan jawaban yang paling tepat dalam lembar jawaban yang telah diberikan dengan menggunakan pensil 2B. Pastikan bahwa jawaban yang Anda berikan cukup tebal dan bulatan telah terisi dengan sempurna.
Lembar jawaban ini akan dikoreksi oleh alat yang sesuai, oleh karenanya Anda perlu untuk memperhatikan hal-hal berikut ini:
  • Apabila Anda ingin merubah jawaban yang diberikan, pastikan bahwa jawaban yang telah diberikan sebelumnya telah Anda hapus dengan bersih,
  • Jangan berikan tanda apapun di lembar jawaban menggunakan pulpen atau pensil, kecuali pada tempat yang diperbolehkan,
  • Anda tidak perlu merubah apapun bagian sebelah kiri dari lembar jawapan yang tampak berbayang, biarkan saja apa adanya,
  • Jangan melipat lembar jawaban Anda agar alat korektor lembar jawaban dapat membaca lembar jawapan Anda dengan sempurna.
  • Akhirnya, jangan lupa selama ujian kompetensi, perhatikan jumlah halaman dari set soal yang diberikan, pastikan bahwa Anda tidak tertinggal satu halamanpun untuk menjawab soal tersebut.
Strategi 2: Fahami Soal Ujian
Pembuat soal pada umumnya akan secara general mengambil bahan untuk diujikan yang biasanya akan tampak asing bagi peserta ujian kompetensi. Anda tidak mungkin berharap bahwa semua topik Keperawatan Medikal Bedah yang Anda kuasai yang akan dikeluarkan. Namun, apabila ternyata soal ujian kompetensi yang keluar sesuai dengan prediksi Anda, berarti Anda sedang beruntung. Tapi jangan harap keberuntungan Anda tersebut akan 100% terjadi.
Setiap studi kasus dan skenario biasanya berbeda. Coba dan fahami semua bahan yang diujikan, sambil Anda memilah jawaban-jawaban yang mengelirukan. Studi kasus juga biasanya akan diambil dari pengalaman nyata yang terjadi di rumah sakit atau layanan kesehatan lain. Oleh karena itu, pasangan jawaban yang akan Anda temui dalam soal ujian kadang terlihat diluar konteks dan kerapkali dimulai dari pertengahan proses pengobatan. Selama ujian, Anda tidak akan mendapati soal yang menjelaskan topik secara umum (berbeda dengan yang Anda biasa jumpai di buku), melainkan Anda akan langsung dibawa ketengah-tengah jenis soal ujian yang baru dan tidak Anda kuasai.
Strategi 3: Belajarlah mengikuti Irama Anda
Tidak perlu ngoyo semasa anda mempersiapkan diri untuk menghadapi uji kompetensi. Tiap orang mempunyai learning style yang beragam. Jika anda senang belajar bersendirian, lakukanlah. Namun jika anda lebih menyukai belajar dalam diskusi berkelompok carilah rekan yang mempunyai learning style yang sama.
Strategi 4: Jangan Ingin Terlalu Sempurna
Pepatah mengatakan no body is perfect. Setiap orang pasti memiliki kelemahan. Namun, kelemahan yang kita miliki bisa kita tutupi dengan giat belajar dan berlatih. Orang barat sering mengatakan – practice makes perfect – semakin sering belajar atau berlatih maka kepandaian atau kemampuan kita kian sempurna.
Strategi 5: Kesalahan yang Biasa Terjadi
Seorang mahasiswa ataupun calon peserta uji kompetensi biasanya malas dan sering menunda-nunda aktivitas untuk belajar. Sebagaimana saat kuliah dahulu, masih sering menganggap sistem kebut semalam masih ampuh untuk dijalankan dalam menghadapi uji kompetensi, ini adalah kesalahan yang fatal.
Perlu difahami bahwa kejayaan seseorang adalah berkat usaha gigih yang dilakukannya secara sedikit demi sedikit namun berkesinambungan. Bukan hasil keberuntungan karena soal uji kompetensi yang keluar hasil belajar dengan sistem kebut semalam.
Strategi 6: Perbanyak Informasi Tambahan
Banyaklah bergaul dengan kawan-kawan anda yang sedang menghadapi problem yang sama. Saling berkomunikasi untuk bertukar fikiran dan sharing resource yang dimiliki. Yakin anda akan banyak mendapatkan pencerahan jika dibandingkan dengan duduk melamun sendirian di kamar karena berfikir masalah anda tidak ada yang membantu.
Anda juga bisa mengunjungi berbagai laman web yang menyediakan berbagai soal untuk uji kompetensi secara gratis, baca dan pelajari dengan baik, insha Allah anda akan banyak mendapatkan informasi tambahan yang tidak sedikit disana.
Strategi 7: Jawaban yang Mencolok biasanya Salah
Setiap uji apapun, biasanya kita temukan jawaban-jawaban yang lain dari pilihan yang ada, misalnya jawaban yang karakternya paling panjang sendiri, jawapan yang sangat bertolak belakang maupun jawapan yang tidak rasional. Biasanya jawaban yang mencolok seperti itu salah. Pilihlah alternatif jawaban lain yang berbeda dan yang menurut anda paling benar.
Strategi 8: Trik Jawaban
Ketika menjawab soal uji kompetensi, pandai-pandailah anda memilah dan memilih. Gunakan analisa anda dari hasil-hasil pembelajaran yang telah anda lalui. Setiap pilihan jawaban kaitkan dengan memori anda, kemudian pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
Selain itu berbeda dengan penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi negeri dimana jawaban salah akan dikurangi beberapa point, pada uji kompetensi jawaban salah tidak akan dikurangi point. Jadi jawablah semua soal dengan yakin. Jangan biarkan ada soal yang dibiarkan kosong dan tidak terisi karena hal tersebut berarti mengurangi kesempatan anda untuk lulus ujian.
Strategi 9: Idea yang Pertama Muncul Biasanya Betul
Saat membaca soal uji kompetensi biasanya akan muncul ide-ide secara sekelebat tentang jawaban dari soal yang sedang kita hadapi. Perhatikan baik-baik dan koneksikan dengan memori anda, karena biasanya ide yang pertama muncul adalah jawaban yang betul.
Strategi 10: Rileks
Soal uji kompetensi tidak akan menelan anda. Oleh karenanya berusahalah untuk rileks. Anda yang harus bisa menaklukkan serangkaian soal-soal tersebut, bukan sebaliknya. Jika stress sudah anda rasakan, istirahat sejenak, tarik nafas dalam dan hembuskan perlahan sehingga perasaan anda lega. Ulang berkali-kali selama anda mengikuti uji kompetensi agar tetap rileks.
Strategi 11: Dapatkan Gambaran dari yang Tidak Anda Ketahui
Anda mendapati soal uji kompetensi yang benar-benar baru dan belum pernah membaca atau mempelajarinya, tenang. Jangan stress.  Gunakan fikiran anda untuk membayangkan soalan tersebut dan dapatkan gambaran yang rasional darinya, setelah itu carilah jawaban yang menurut anda sesuai dengan gambaran yang telah anda dapatkan tersebut.
Strategi 12: Optimalkan Ilmu yang telah Dipelajari
Disaat Anda menemukan soal ujian yang memiliki jawaban yang berlawanan, jawaban yang tepat biasanya ada di salah satu pilihan jawaban tersebut.
Contoh:
A. Calcium is the primary mineral linked to osteoporosis treatment.
B. Potassium is the primary mineral linked to osteoporosis treatment.
Kedua pilihan jawaban diatas saling berlawanan, ini mengindikasikan bahwa salah satu pilihan jawaban adalah benar.
Strategi 13: Tidak perlu jadi Genius untuk Lulus Ujian Kompetensi
Anda tidak harus menjadi Einstein atau mengetahui semua topik yang dipelajari selama di bangku kuliah untuk lulus ujian kompetensi. Bahkan, kerapkali soal yang dikeluarkan tidak pernah Anda dengar dan mengaburkan. Jika Anda harus mengetahui semua topik secara detail, malah Anda akan pusing sendiri. Jadi, kuasailah topik-topik penting yang Anda anggap perlu Anda fahami.
Jika tulisan ini dirasakan bermanfaat bagi anda, harap tinggalkan tulisan anda di kolom komentar dibawah ya. Terima kasih.
Disarikan dari sumber rujukan berikut ini:
  1. Murray, Timothy Neil, et. all. (2010). Licensing Exam Review Guide for Nurses. Selangor: Oxford University Press.
  2. Lagerquist, Sally Lambert (Ed). (2006). NCLEX-RN Success. 2nd Edition. Philadelphia: F.A. Davis Compan

Nilai Apgar

Berawal setelah melahirkan , trus membandingkan nilai apgar antara Pascal dan Alvin. Jadi pingin lebih tau apa itu nilai Apgar atau Skor Apgar.
Mungkin teman-teman sudah tau mengenai ini, tapi apa salahnya kalau aku coba share lagi disini mengenai nilai apgar. Ini juga hasil googling loh :)

Nilai apgar nya Pascal : 7/10 sedangkan Alvin nilai apgarnya 9/10

Apgar score di ambil dari nama salah seorang dokter yaitu Virginia Apgar yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952. Nilai Apgar itu sendiri adalah suatu penilaian kondisi kesejahteraan bayi sesaat setelah lahir. Dr. Apgar mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi, obstetrik terhadap bayi.

Ada 5 kriteria yang dinilai untuk menentukan skor apgar ini. Penilaian dilakukan pada menit pertama dan menit ke lima. untuk memudahkan APGAR itu dibuatkan singkatan yaitu Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.

Ada 5 komponen yang dinilai:(0,1 dan 2 adalah nilai yang diberikan sesuai dengan kondisi yang digambarkan)

Denyut jantung bayi:
0 - Tidak berdenyut
1 - Kurang dari 100x/menit
2 - Lebih dari 100x/menit, bayi terlihat bugar.

Pernafasan:
0 - Tidak bernafas
1 - Menangis lemah; terdengar seperti merengek atau mendengkur
2 - Baik, Menangis kuat

Kekuatan Otot:
0 - Lumpuh
1 - Gerakan membengkokkan (fleksi) kaki atau lengan
2 - Gerakan aktif

Respon terhadap reflex:
0 - Tidak ada respon saat di stimulasi
1 - Meringis
2 - Meringsi dan batuk atau bersin saat stimulasi saluran nafas

Warna kulit:
0 - Biru atu pucat
1 - Badan merah, kaki dan tangan biru
2 - Seluruh tubuh dan anggota gerak merah

Kemudian smua skor dijumlahkan dan menghasilkan nilao 0 -10 yang mempunyai arti :

7-10 : Bayi Normal
4-6 : Agak rendah (Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.)
0-3 : Sangat rendah (Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif)

ilai apgar yang jelek pada lima menit akan menghasilkan kematian bayi atau ada komplikasi syaraf pada bayi (cerebral palsy atau Lumpuh Otak). Tetapi ini juga belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang.

Minggu, 22 Juni 2014

lirik dan kunci gitar lagu mahasiswa

  (Darah Juang)


Am            Am
di sini negeri kami

F      G    F      Am
tempat padi terhampar

Dm        F   G    Am
samuderanya kaya raya

F          G        Am
tanah kami subur, Tuan.

Am              Am
di negeri permai ini

F           G         F   Am
berjuta rakyat bersimbah luka

Dm      F      G   Am
anak buruh tak sekolah

F        G        Am
pemuda desa tak kerja

F             C
mereka dirampas haknya

Dm             Am
tergusur dan lapar

Dm                Am
Bunda, relakan darah juang kami

F            G       Am
untuk membebaskan rakyat

F           C
mereka dirampas haknya

Dm             Am
tergusur dan lapar

Dm                Am
Bunda, relakan darah juang kami

F            G       Am
untuk membebaskan rakyat

Senin, 09 Juni 2014

URETEROLITHIASIS (BATU URETER)

URETEROLITHIASIS
                                                                 (BATU URETER)   
A.    PENGERTIAN
                  Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan.  Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. (Brunner and Suddarth, 2002: 1460).
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).
 Urolithiasis adalah kalsifikasi dengan sistem urinari kalkuli, seringkali disebut batu ginjal. Batu dapat berpindah ke ureter dan kandung kemih (Black, Joyce, 1997, hal. 1595).
Urolithiasis adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat (60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%).( Pierce A. Grace & Neil R. Borley 2006, ILMU BEDAH, hal. 171).
Urolithiasis adalah penyakit diamana didapatkan batu di dalam saluran air kemih, yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior.(DR. Nursalam, M. Nurs & Fransica B.B, Sistem Perkemihan, hal. 76).

B.     ETIOLOGI
                  Sampai saat sekarang penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor predisposisi terjadinya batu :
    1.    Ginjal
Tubular rusak pada nefron, mayoritas terbentuknya batu
    2.     Immobilisasi
Kurang gerakan tulang dan muskuloskeletal menyebabkan penimbunan kalsium. Peningkatan kalsium di plasma akan meningkatkan pembentukan batu.
   3.    Infeksi : infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan menjadi inti pembentukan batu.
   4.    Kurang minum : sangat potensial terjadi timbulnya pembentukan batu.
   5.    Pekerjaan : dengan banyak duduk lebih memungkinkan terjadinya pembentukan batu dibandingkan pekerjaan seorang buruh atau petani.
   6.    Iklim : tempat yang bersuhu dingin (ruang AC) menyebabkan kulit kering dan pemasukan cairan kurang. Tempat yang bersuhu panas misalnya di daerah tropis, di ruang mesin menyebabkan banyak keluar keringat, akan mengurangi produksi urin.
   7.    Diuretik : potensial mengurangi volume cairan dengan meningkatkan kondisi terbentuknya batu saluran kemih.
   8.    Makanan, kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu, keju, kacang polong, kacang tanah dan coklat. Tinggi purin seperti : ikan, ayam, daging, jeroan. Tinggi oksalat seperti : bayam, seledri, kopi, teh, dan vitamin D.


C.     KLASIFIKASI
Teori pembentukan batu renal            :
   1.    Teori Intimatriks
         Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan adanya substansi organik Sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.
    2.  Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
   3.     Teori Presipitasi-Kristalisasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine. Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan garam urat, urine alkali akan mengendap garam-garam fosfat.
   4.    Teori Berkurangnya Faktor Penghambat
         Berkurangnya Faktor Penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat magnesium, asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya Batu Saluran Kencing.

D.    MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema.
1.    Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal
Nyeri yang luar biasa dan ketidak nyamanan.

2.    Batu di piala ginjal
a.    Nyeri dalam dan terus-menerus di area kastovertebral.
b.    Hematuri dan piuria dapat dijumpai.
c.    Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri ke bawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
d.    Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di area kostoveterbal, dan muncul Mual dan muntah.
e.    Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini akibat dari reflex renoinstistinal dan proksimitas anatomic ginjal ke lambung pancreas dan usus besar.
3.    Batu yang terjebak di ureter
a.    Menyebabkan gelombang Nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia.
b.     Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar
c.     Hematuri akibat aksi abrasi batu.
d.    Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1 cm.
4.     Batu yang terjebak di kandung kemih
a.    Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuri.
b.    Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urine.

E.     PATOFISIOLOGI
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain : Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor lain mendukung pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin. Masalah-masalah dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan batu cystine dapat mengendap dalam urin yang asam. Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam urin yang alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium menuju tulang akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau pengendapan semakin bertambah dan pengendapan ini semakin kompleks sehingga terjadi batu.
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi ginjal. 
Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal.
Maka dapat terjadi penyakit  GGK yang dapat menyebabkan kematian.

F.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.    Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal(sistin,asam urat, kalsium oksalat), serta serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam(meningkatkan sistin dan batu asam urat) atau alkalin meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat.
2.    Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin meningkat.
3.    Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih (stapilococus aureus, proteus,klebsiela,pseudomonas).
4.     Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein dan elektrolit.
5.    BUN/kreatinin serum dan urine : Abnormal ( tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu okkstuktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
6.    Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.
7.     Hitung Darah lengkap : sel darah putih mungkin meningkat menunjukan infeksi/septicemia.
8.     Sel darah merah : biasanya normal.
9.    Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi ( mendorong presipitas pemadatan) atau anemia(pendarahan, disfungsi ginjal).
10.  Hormon paratiroid : mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine).
11. Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik  pada area ginjal dan sepanjang ureter.
12. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukan abdomen pada struktur anatomik ( distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.
13. Sistoureterokopi : visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu dan efek obstruksi.
14. Stan CT : mengidentifikasi/ menggambarkan kalkuli dan massa lain, ginjal, ureter, dan distensi kandung kemih.
15. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.
G.    KOMPLIKASI
1.      Sumbatan : akibat pecahan batu
2.      Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi
3.      Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan pengangkatan batu ginjal

H.    PENCEGAHAN
1.      Usahakan diuresis yang adekuat: minum air 2-3 liter per hari dapat di capai diuresis 1,5 liter/hari.
2.      Pelaksanaan diet bergantung dari jenis penyakit batu (rendah kalsium tinggi sisa asam, diet tinggi sisa basa, dan diet rendah purin).
3.      Eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu struvit.

I.       PENATALAKSANAAN
1.    Pengurangan nyeri, mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat dihilangkan, morfin diberikan untuk mencegah sinkop akibat nyeri luar biasa. Mandi air hangat di area panggul dapat bermanfaat. Cairan yang diberikan, kecuali pasien mengalami muntah atau menderita gagal jantung kongestif atau kondisi lain yang memerlukan pembatasan cairan. Ini meningkatkan tekanan hidrostatik pada ruang belakang batu sehingga mendorong passase batu tersebut ke bawah. Masukan cairan sepanjang hari mengurangi kosentrasi kristaloid urine, mengencerkan urine dan menjamin haluaran urine yang besar.
2.    Pengangkatan batu, pemeriksaan sistoskopik dan passase kateter ureteral kecil untuk menghilangkan batu yang menyebabkan obstruksi ( jika mungkin), akan segera mengurangi tekanan belakang pada ginjal dan mengurangi nyeri.
3.    Terapi nutrisi dan Medikasi. Terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah batu ginjal. Masukan cairan yang adekuat dan menghindari makanan tertentu dalam diet yang merupakan bahan utama pembentuk batu(mis.kalsium), efektif untuk mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Minum paling sedikit 8 gelas sehari untuk mengencerkan urine, kecuali dikontraindikasikan.
a.    Batu kalsium, pengurangan kandungan kalsium dan fosfor dalam diet dapat membantu mencegah pembentukan batu lebih lanjut.
b.    Batu fosfat, diet rendah  fosfor dapat diresepkan untuk pasien yang memiliki batu fosfat, untuk mengatasi kelebihan fosfor, jeli aluminium hidroksida dapat diresepkan karena agens ini bercampur dengan fosfor, dan mengeksikannyamelalui saluran intensial bukan ke system urinarius.
c.    Batu urat, untuk mengatasi batu urat, pasien diharuskan diet rendah purin, untuk mengurangi ekskresi asam urat dalam urine.
d.    Batu oksalat, urine encer  dipertahankan dengan pembatasan pemasukan oksalat. Makanan yang harus dihindari mencakup sayuran hijau berdaun banyak, kacang,seledri, coklat,the, kopi.
e.    Jika batu tidak dapat keluar secara spontan atau jika terjadi komplikasi, modaritas penanganan mencakup terapi gelombang kejut ekstrakorporeal, pengankatan batu perkutan, atau uteroroskopi.
4.    Lithotrupsi Gelombang Kejut Ekstrakorporeal, adalah prosedur noninvasive yang digunakan untuk menghancurkan batu kaliks ginjal. Setelah batu itu pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir, sisa batu-batu tersebut dikeluarkan secara spontan
5.    Metode Endourologi Pengangkatan batu, bidang endourologi menggabungkan keterampilan ahli radiologi dan urologi untuk mengankat batu renal tanpa pembedahan mayor.
6.    Uteroskopi, mencakup visualisasi dan askes ureter dengan memasukan suatu alat ureteroskop melalui sistoskop. Batu dihancurkan dengan menggunakan laser, lithotripsy elektrohidraulik, atau ultrasound kemudian diangkat.
7.     Pelarutan batu, infuse cairan kemolitik, untuk melarutkan batu dapat dilakukan sebagai alternative penanganan untuk pasien kurang beresiko terhadap terapi lain, dan menolak metode lain, atau mereka yang memiliki batu yang mudah larut (struvit).
8.    Pengangkatan Bedah,sebelum adanya lithotripsy, pengankatan batu ginjal secara bedah merupakan terapi utama. Jika batu terletak di dalam ginjal, pembedahan dilakukan dengan nefrolitotomi (Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu atau nefrektomi, jika ginjal tidak berfungsi akibat infeksi atau hidronefrosis. Batu di piala ginjal diangat dengan pielolitotomi, sedangkan batu yang diangkat dengan ureterolitotomi, dan sistostomi jika batu berada di kandung kemih., batu kemudian dihancur dengan penjepit alat ini. Prosedur ini disebut sistolitolapaksi.














ASKEP UROLITHIASIS
A.    Pengkajian
1.      Identitas
            Nama               :
            Umur               : Paling sering 30 – 50 tahun
            Jenis kelamin   :  3 x Lebih banyak pada pria
            Alamat                        :  Tinggal di daerah panas
            Pekerjaan         : perkerja berat
2.      Keluhan Utama
a.       Nyeri  yang luar biasa, akut/kronik.
b.      Kolik yang menyebar ke paha dan genetelia.
3.      Riwayat Penyakit Dahulu
a.       Pernah menderita infeksi saluran kemih.
b.      Sering mengkonsumsi susu berkalsium tinggi.
c.       Bekerja di lingkungan panas.
d.      Penderita osteoporosis dengan pemakaian pengobatan kalsium.
e.       Olahragawan.
4.      Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri, Mual / Muntah, Hematuria, Diare, Oliguria, Demam, Disururia
5.      Riwayat Penyakit Keluarga
a.       Pernah menderita urolitiasis
b.      Riwayat ISK dalam keluarga
c.       Riwayat hipertensi
Pemahaman pasien mengenai perawatan harus digali untuk mengidentifikasi kesalahan konsepsi atau kesalahan informasi yang dapat dikoreksi sejak awal.

6.      Dasar – Dasar PengkajiaN
a.       Aktifitas/istirahat
Gejala        : Perkejaan mononton, perkerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya(contoh penyakit tak sembuh, cedera medulla spinalis).
b.      Sirkulasi
Tanda        : peningkatan TD/nadi(nyeri, anseitas, gagal ginjal).
Kulit hangat dan kemerahan ;pucat
c.       Eliminasi
 Gejala       : Riwayat adanya/ ISK Kronis;obstruksi sebelumnya(kalkulus). Penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh. Rasa terbakar, dorongan kemih.
Tanda        : oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berkemih.
d.      Makanan/cairan
Gejala        : muntah/mual ,nyeri tekan abdomen. Diet rendah purin, kalsium oksalat, dan fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan; tidak minum air dengan cukup.
Tanda        : distensi abdominal; penurunan/tak adanya bising usus, muntah.
e.       Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala        : episode akut nyeri berat/ kronik. Lokasi tergantung pada lokasi batu, contoh pada panggul di region sudut kostovetebral ; dapat menyebar ke seluruh punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.
Tanda        : melindungi; prilaku distraksi. Demam dan menggigil.
f.        Penyuluhan/ pembelajaran
 Gejala       : riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi,gout, ISK Kronis. Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme. Penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat,alupurinol,fosfat,tiazid, pemasukan berlebihan kalsium dan vitamin.

B.     Diagnosis Keperawatan
Pre operasi           :
1.      Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontraksi uretral.
2.      Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan situasi kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal atau uretral.
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual / muntah.
4.      Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan adanya batu pada saluran kemih (ginjal).
5.      Kurang pengetahuan  berhubungan dengan kurang terpajan/ menginggat salah interpertasi informasi.
Post operasi
1.      Resiko kurang volume cairan b.d. haemoragik/ hipovolemik
2.      Nyeri b.d  insisi bedah
3.      Perubahan eliminasi perkemihan b.d. penggunaan kateter
4.      Resiko infeksi b.d. insisi operasi dan pemasangan kateter.

C.    INTERVENSI KEPERAWATA
Pre operasi
1.      DX. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral
Tujuan :
·         Melaporkan nyeri hilang/berkurang dengan spasme terkontrol
·         Tampak rileks mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi
a.       Catat lokasi, lamanya intensitas (0-10) dan penyebaran
Rasional : Membantu mengevaluasi tempat abstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus
b.      Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan tentang perubahann kejadian / karakyeristik nyeri.
Rasional : Berikan kesempatan untuk pemberian analgesic sesuai waktu (membantu dalam meningkatkan koping pasien dan dapat menurunkan ansietas).
c.       Berikan tindakan nyaman contoh pijatan punggung lingkungan istirahat.
Rasional : Menaikkan relaksasi menurunkan tegangan otot dan menaikkan koping
d.      Perhatikan keluhan/menetap nya nyeri abdomen.
Rasional : Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine ke dalam area perineal.
e.       Berikan banyak cairan bila tidak ada mual, lakukan dan pertahankan terapi IV yang diprogramkan bila mual dan muntah terjadi.
Rasional : Cairan membantu membersihkan ginjal dan dapat mengeluarkan batu kecil.
f.       Dorong aktivitas sesuai toleransi, berikan analgesic dan anti emetic sebelum bergerak bila mungkin.
Rasional : Gerakan dapat meningkatkan pasase dari beberapa batu kecil dan mengurangi urine statis. Kenmyamanan meningkatkan istirahat dan penyembuhan mual disebabkan oleh peningkatan nyeri.



                            
2.      DX.Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal oleh ureteral
Tujuan :        
·         Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya
·         Tidak mengalami tanda obstruksi
Intervensi
a.       Awasi pemasukan dan keluaran serta karakteristik urine
Rasional : Memberikan informasi tentang fungsi ginjal, dan adanya komplikasi contoh infeksi dan perdarahan
b.      Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi
Rasional : Kalkulus dapat menyebabkan ekstibilitas yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera
c.       Dorong meningkatjkan pemasukan cairan
Rasional : Peningkatan hidrasi membilas bakteri,darah dan debris dan dapat membantu lewatnya batu.
d.      periksa semua urine catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa
Rasional : Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi
e.       Observasi perubahan status mental,perilaku atau tingkat kesadaran
Rasional : Akumulasi sisa uremik dan ketidak seimbangan elektrolit dapat menjadi toksik di SSP.


f.       Awasi pemeriksaan laboratorium,contoh BUN,elektrolit,kreatinin
Rasional :Peninggian BUN,kreatinin dan elektrolit mengidentifikasikan disfungsi ginjal.
3.      DX.Kekurangan volume cairan  berhubungan dengan  mual / muntah
Tujuan :          
·         Mempertahankan keseimbangan cairan
·         Membran mukosa lembab
·         Turgor kulit baik
Intervensi
a.       Awasi intake dan Output
Rasional : Membandingkan keluaran actual dan yang diantisifikasi membantu dalam evaluasi adanya / derajat statis / kerusakan ginjal.
b.      Catat insiden muntah,diare perhatikan karakteristik dan frekuensi mual / muntah dan diare.
Rasional : Mual / muntah, diare secara umum berdasarkan baik kolik ginjal karena saraf ganglion seliaka pada kedua ginjal dan lambung.
c.       Awasi Hb /Ht, elektrolit
Rasional : Mengkaji hidrasi dan efektifian / kebutuhan intervensi.
d.      Berikan cairan IV
Rasional : Mempertahankan volume sirkulasi / bila pemasukan oral tidak cukup,/ menaik fungsi ginjal.
e.       Berikan diet tepat,cairan jernih,makanan lembut sesuai toleransi.
Rasional : Makanan mudah cerna menurunkan aktivitas GI / iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan keseimbangan nutrisi.
4.      DX. Resiko tinggi terhadap cidera berdasarkan adanya batu pada saluran kemih ( ginjal ).
Tujuan :
·         Fungsi ginjal dalam batas normal
·         Urine berwarna kuning / kuning jernih
·         Tidak nyeri waktu berkemih.
Intervensi
a.       PantauUrine berwarna,bau / tiap 8 jam, Masukan dan haluaran tiap 8 jam,PH urine , TTV setiap 4 jam
Rasional : Untuk deteksi dini terhadap masalah.
b.      Saring semua urine,observasi terhadap kristal. Simpan kristal untuk dilihat dokter kirim ke laboratorium
Rasional : Untuk mendaptakan data- data keluarnya batu,perubahan diet yang didasari oleh komposisi batu
c.       Konsultasi dengan dokter bila pasien sering berkemih,jumlah urine sedikit dan terus menerus,perubahan urine.
Rasional : Temuan-temuan ini menunjukkan perkembangan obstruksi dan kebutuhan intervensi progresif.
d.      Berikan obat-obatan sesuai program untuk mempertahankan PH urine tepat.
Rasional : Dengan perubahan PH urine / peningkatan keasamaan / alkalinitas,factor solubilitas untuk batu dapat di control
5.       Kurang pengetahuan  berhubungan dengan kurang terpajan/ menginggat salah interpertasi informasi.
Tujuan :
·         menyatakan pemahaman proses penyakit.
·         Menghubungkan gejala dan faktor penyebab.
·         Melakukan perubahan prilaku yang perlu dan berpastrisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi :
a.       Kaji ulang proses penyakit dan harapan di masa yang datang
Rasional : memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

b.      Tekankan pentingnya peningkatan pemasukan cairan , contoh 3-4 liter per hari/ 6-8 liter/ hari. Dorong pasien melaporkan mulut kering, diuresis (keringat berlebihan) dan untuk peningkatan pemasukan cairan baik bila haus atau tidak.
Rasional : pembilasan sistem ginjal menurunkan  kesempatan statis ginjal atau pembentukan batu.
c.       Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual bebas dan membaca semua label produk/ kandungan dalam makanan
Rasional : obat-obatan diberikan untuk mengasamkan mengakalikan urine, tergantung pada penyebab dasar pembentukan batu.
d.       Mendengar dengan aktif tentang terapi / perubahan pola hidup.
Rasional : membantu pasien berkerja melalui perasaan dan meningkatkan rasa kontrol apa yang terjadi.
e.       Tunjukan perawatan yang tepat terhadap insisi/ kateter bila ada.
Rasional : meningkatkan kemampuan perawatan diri, dan kemandirian.

Post operasi
1.      DX.Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan haemoregik / hipovolemik
Tujuan :
·         tanda tanda vital stabil
·          kulit kering dan elastic
·          intake output seimbang
·          insisi mulai sembuh, tidak ada perdarahan melalui selang
intervensi
a.       Kaji balutan selang kateter terhadap perdarahan setiap jam dan lapor dokter.
Rasional : mengetahui adanya perdarahan.

b.       Anjurkan pasien untuk mengubah posisi selang atau kateter saat mengubah posisi.
Rasional : mencegah perdarahan pada luka insisi
c.       Pantau dan catat intake output tiap 4 jam, dan laporan ketidak seimbangan.
Rasional : mengetahui kesimbangan dalam tubuh.
d.      Kaji tanda vital dan turgor kulit, suhu tiap 4-8 jam.
Rasional : dapat menunjukan adanya dehidrasi / kurangnya volume cairan

2.      DX.Nyeri berhubungan dengan  insisi bedah
Tujuan :
pasien melaporkan meningkatanya kenyamanan yang ditandai dengan mudah untuk bergertak, menunjukkan ekspresi wayah dan tubuh yang relaks.
Intervensi :
a.       Kaji intensitas,sifat, lokasi pencetus daan penghalang factor nyeri.
Rasional : menentukan tindakan selanjutnya
b.      Berikan tindakan kenyamanan non farmakologis, anjarkan tehnik  relaksasi, bantu pasien memilih posisi yang  nyaman.
c.       Kaji nyeri tekan, bengkak dan kemerahan.
Rasional : dengan otot relkas posisi dan kenyamanan dapat mengurangi nyeri.
d.      Anjurkan pasien untuk menahan daerah insisi dengan kedua tangan bila sedang batuk.
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri.
e.       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik dapat mengurangi nyeri.


3.      DX. Perubahan eliminasi perkemihan berhubungan dengan pemasangan alat medik ( kateter).
Tujuan   :  pasien berkemih dengan baik, warna urine kuning jernih dan dapat berkemih spontan bila kateter dilepas setelah 7 hari.
Intervensi :
a.       Kaji pola berkemih normal pasien.
Rasional : untuk membandingkan apakah ada perubahan pola berkemih.
b.      Kaji keluhan distensi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional : kandung kemih yang tegang disebabkan karena sumbatan kateter.
c.       Ukur intake output cairan.
Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan
d.      Kaji warna dan bau urine dan nyeri.
Rasional : untuk mengetahui fungsi ginjal.
e.       Anjurkan klien untuk minum air putih 2 Lt /sehari , bila tidak ada kontra indikasi.
Rasional : untuk melancarkan urine.

4.      DX.Resiko infeksi berhubungan dengan insisi bedah dan pemasangan  kateter.
Tujuan   : 
·         Insisi kering dan penyembuhan mulai terjadi.
·         Drainase dan selang kateter bersih.
Intervensi
a.       Kaji dan laporkan tanda dan gejala infeksi luka (demam, kemerahan, bengkak, nyeri tekan dan pus)
Rasional : . mengintervensi tindakan selanjutnya.
b.      Kaji suhu tiap 4 jam.
Rasional : peningkatan suhu menandakan adanya infeksi.
c.       Anjurkan klien untuk menghindari atau menyentuk insisi.
Rasional : menghindarkan infeksi.

d.      Pertahankan tehnik  steril untuk mengganti balutan dan perawatan luka.
Rasional : menghindari infeksi silang



DOWNLOAD MATERI INI DALAM BENTUK WORD??

download[4]





DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi kedelapan). Jakarta : EGC.
Baradero, Mary, MN, SPC,Dkk,(2005). Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, RN. BSN, MA, CS (2000). Rencana Asuhan Keperawatan.(Edisi ketiga). Jakarta : EGC.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. (Buku 3). Bandung : IAPK Padjajaran.
Noer, H.M, Sjaifoellah (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Jilid kedua, Edisi ketiga). Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Nursalam, DR. M.Nurs,dkk.(2006). System Perkemihan. Jakarta : salemba medika
Price, Sylvia Anderson, Ph.D., R.N (1995). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. (Edisi keempat). Jakarta : EGC.