KONSEP MEDIK
A.
PENGERTIAN
Angina pektoris adalah nyeri dada yang
ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau
reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis
dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau
terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang
timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996). Angina pektoris adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang
biasanya terletak dalam daerah retrosternum (Penuntun Praktis Kardiovaskuler).
B.
ETIOLOGI
Angina Pectoris disebabkan oleh
karena berkurangnya aliran darah ke arteria coronaria yang salah satu
penyebabnya adalah aterosclerosis, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara
suplai oksigen ke myocardium dan kebutuhan oksigen.
Ø
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1.
Dapat Diubah
(dimodifikasi)
a.
Diet (hiperlipidemia)
b.
Rokok
c.
Hipertensi
d.
Stress
e.
Obesitas
f.
Diabetes Mellitus
2.
Tidak dapat
diubah
a.
Usia
b.
Jenis Kelamin
c.
Ras
d.
Herediter
Ø
Faktor pencetus yang dapat
menimbulkan serangan antara lain :
1.
Emosi
2.
Stress
3.
Kerja fisik terlalu berat
4.
Hawa terlalu dingin
5.
Banyak merokok
C.
GEJALA
Tidak semua penderita iskemia
mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina disebut silent
ischemia. Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan
angina. Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa
sakit di bawah tulang dada (sternum). Nyeri juga bisa dirasakan dibahu kiri
atau di lengan kiri sebelah dalam - punggung - tenggorokan, rahang atau gigi -
lengan kanan (kadang-kadang). Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini
sebagai rasa tidak nyaman dan bukan nyeri.
ü
Penderita mengeluh nyeri dada yang
beragam bentuk dan lokasinya.
ü
Nyeri berawal sebagai rasa
terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang
menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu
dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri.
menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu
dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri.
ü
Perasaan ini dapat pula menyebar ke
pinggang, tenggorokan rahang gigi dan
ada juga yang sampai ke lengan kanan.
ada juga yang sampai ke lengan kanan.
ü
Rasa tidak enak dapat juga dirasakan
di ulu hati.
ü
Rasa nyeri dapat disertai beberapan
atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa
lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).
ü
Biasanya angina timbul saat
melakukan kegiatan fisik (angina stabil).
ü
Serangan ini akan hilang bila
penderita menghentikan kegiatan fisik tersebut
dan beristirahat.
dan beristirahat.
ü
Serangan berlangsung hanya beberapa
menit (1 – 5 menit) tetapi bisa sampai
lebih dari 20 menit.
lebih dari 20 menit.
ü
Nyeri angina sifatnya konstan. Bila
terjadi perubahan misalnya lama
serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini perlu
diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak
stabil).
serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini perlu
diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak
stabil).
ü
Suatu bentuk ubahan (variant) yang
disebut angina Prinzmetal biasanya timbul
saat penderita sedang istirahat.
saat penderita sedang istirahat.
ü
Angina dikatakan bertambah berat
apabila serangan berikutnya terjadi sesudah
kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini tergolong juga
angina tidak stabil.
kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini tergolong juga
angina tidak stabil.
ü
Pemeriksaan fisik diluar serangan
umumnya tidak menunjukkan kelainan yang
berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah
meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.
berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah
meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.
ü
Pada auskultasi, suara jantung
terdengar jauh, bising sistolik terdengar pada
pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.
pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.
ü
Biasanya didapatkan faktor risiko:
hipertensi, obesitas atau diabetes melitus.
D.
PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan
pada ketidak adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan
karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis
koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun
jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas perkembangan
ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri
koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan
meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat
pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih
banyak darah dan oksigen keotot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan
atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai
respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan
hilangnya produksi No (nitrat Oksida) yang berfungsi untuk menghambat berbagai
zat yang reaktif.
Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan
otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan
lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini
belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila
penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka
suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen
anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang
menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi
sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot
kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak
menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri
angina:
1.
Latihan fisik dapat memicu
serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2.
Pajanan terhadap dingin dapat
mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan
kebutuhan oksigen.
3.
Makan makanan berat akan
meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga
menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung.
4.
Stress atau berbagai emosi akibat
situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat
pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja
jantung juga meningkat.
E.
TIPE ANGINA
1.
Angina Pektoris StabilDisebut juga
angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat.
Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau
naik tangga.
·
Awitan secara klasik berkaitan
dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
·
Nyeri segera hilang dengan
istirahat atau penghentian aktifitas.
·
Durasi nyeri 3 – 15 menit.
2.
Angina Pektoris Tidak Stabil
(Angina pra infark; Angina kresendo)
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
·
Adurasi serangan dapat timbul
lebih lama dari angina pektoris stabil.
·
Pencetus dapat terjadi pada
keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
·
Dapat disebabkan oleh ruptur plak
aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
3.
Angina Prinzmental (Angina Varian:
Istrahat)
Angina
yang terjadi karena spasme arteri koronaria. Berhubungan dengan risiko tinggi
terjadinya infark.
·
Sakit dada atau nyeri timbul pada
waktu istirahat, seringkali pagi hari.
·
Nyeri disebabkan karena spasmus
pembuluh koroneraterosklerotik.
·
Cenderung berkembang menjadi
infaark miokard akut.
·
Dapat terjadi aritmia.
4.
Angina Nokturnal
Nyeri
terjadi saat malam hari,biasanya saat tidur dan dapat dikurangi dengan duduk
tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
5.
Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina
yang sangat berat sampai tidak tertahankan.
6.
Angina Dekubitus
Angina
saat berbaring.
7.
Iskemia tersamar
Terdapat
bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak
menunjukkan gejala.
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
v Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.
v Foto Rontgen Dada
Foto
rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada
pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak
adanya kalsifikasi arkus aorta.
v Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun
demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering
dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi
pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida
perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan
pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yahng
juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.
v Uji Latihan Jasmani
Karena
pada angina pectoris gambaran EKG seringkalimasih normal, maka seringkali perlu
dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu
istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau
sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau
submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG
terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST
sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila
disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu
serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris. Di
tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan
dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan
pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.
G.
TERAPI FARMAKOLOGI
§ Nitrogliserin.
Senyawa
nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris.
Nitrogengliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi jantung yang akan
mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri agina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi parifer.dengan pelebaran vena terjadi penggumpalan darah vena di seluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload).
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi parifer.dengan pelebaran vena terjadi penggumpalan darah vena di seluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload).
Nitrat juga melepaskan arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan
tekanan darah (penurunan afterload). Semua itu berakibat pada penurunan oksigen
pada jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplay dan
kebutuhan. Nitrogliserin biassanya diletakkan dibawah lidah (sublinguinal) atau
di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
o Pasien diminta untuk menggerakkan dan jangan menelan ludah sampai
tablet nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah untuk
dapat mempercepat penyerapan dibawah lidah.
o Sebagai pencegahan, pasien harus
selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat tidak stabil dan harus
disimpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitogliserin tidak dapat disimpan
dalam botol plastik atau logam.
o Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas,
uap, udara,cahaya dalam waktu lama. Bila ntrogliserin masih segar, pasien akan
merasa terbakar di bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut.
Persiapan nitrogliserin harus diperbaharui setiap 6 bulan sekali.
o Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus mengatur
sendiri dosis yang diperlukan, yaitu dosis terkecil yang dapat menghilangkan
nyeri. Obat harus digunakan untuk mengantisipasi bila akan melakukan aktivitas
yang mungkin akan mengakibatkan nyeri. Karena Nitrogliserin dapat meningkatkan
toleransi pasien terhadap latihan dan setres bila digunakan sebagai pencegahan
(misal sebelum latihan, menaiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik
gunakan obat ini sebelum rasa nyeri muncul.
o Pasien harus mengingat berapa lama kerja nitrogliserin dalam
menghilangkan nyeri, bila nyeri tidak dapat dikurangi dengan notrogliserin,
harus dicurigai adanya infark miokardium.
o Bila nyeri menetap setelah memakai
tiga (3) tablet sublingual dengan interval 5 menit, pasien dianjurkan segera
dibawa fasilitas perawatan darurat terdekat.
§ Efek samping nitrogliserin meliputi rass panas, sakit kepala berdenyut,
hipertensi, dan takikardi. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih
diperdebatkan. Isrobid dinitrat (isordil) tampaknya efeksamping 2 jam bila
digunakan di bawah lidah, tapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral.
§ Salep Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk
Lnilin-petrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap
nyeri angina dan mengurangi nyeri. Bentuk ini sangat berguna bila digunakan
pada pasien yang mengalami angina pada malam hari atau yang menjalankan
aktivitas dalam waktu yang cukup lama (misal main golf) karena mempunyai efek
jangka panjang sampai 24 jam.
Biasanya dosis ditingkatkan sampai sakit kepala atau efek berat
terhadap tekanan darah atau tekanan jantung, kemudian diturunka sampai dosis
tertinggi yang tidak menimbulkan efek samping tersebut. Cara pemakaian salep
biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien diingatkan untuk mengganti tempat
yang akan dioleskan salep untuk mencegah iritasi kulit.
Penyekat Beta-adrenergik. Bila pasien tetap menderita nyeri dada
meskipun telah mendapat nitrigliserin dan merubah gaya hidup, maka diperlukan
bahan penyekat beta adrenergik.
§ Propanolol hidroklorit ( Inderal) masih merupakan obat pilihan.
Obat
ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menhambat impuls simpatis ke
jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan darah, dan
kontraksi jantung yang menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen
jantung dan jumlah oksigen yang tersedia. Hal ini dapat membantu mengontrol
nyeri dada dam memungkinkan pasien bekerja atau berolahraga. Propanolol dapat
diberikan bersama isorbid dinitrat sub lingual atau oral untuk mencegah nyeri
angina. Propanolol dibersihkan oleh hati dengan kecepatan bervariasi,
tergantung dari masing-masing pasien. Biasanya diberikan dengan interval 6 jam,
efek sampingnya meliputi kelemahan muskuloskeletal, brakikardia, dan depresi
mental. Bila propanolol diberikan, maka tekanan darah dan frekuensi jantung
harus dipantau (denngan pasien dengan posisi tegak) 2 jam setelah pemberian
obat. Pemberian dapat dilakukan oleh anggota keluarga dirumah atau petugas
kesehatan. Jika tekanan darah turun secara mendadak, maka perlu diberikan
vasopresor. Bila terjadi brakikardi berat, atropin merupakan atridot pilihan.
Juga penting diingat bahwa propanolol dapat mencetus gagal jantung kongesti dan
asma.
§ Pasien diperingatkan untuk tidak berhenti minum propanolol secara
mendadak,karena ada bukti bahwa angina akan menjadi lebih parah dan dapat
timbul infark miokardium, bila dihentikan secara mendadak. Antagonis Ion
Kalsium/Penyekat Kanal. Penyekat atau antagonis kalsium memiliki sifat yang
sangat berpengaruh kebutuhan dan suplai oksigen jantung, jadi berguna untuk
menangani angina. Secara fisiologis, ion kalsium berperan ditingkat sel
mempengaruhi kontraksi semua jaringan otot dan berperan dalam stimulus listrik
pada jantung. Antagonis/ penyekat ion kalsium meningkatkan suplai oksigen
jantung dengan cara melebarkan dinding otot polos arteriol koroner dan
mengurangi kebutuhan jantung dengan menurunkan tekanan arteri sistemik dan,
demikian juga beban kerja ventrikel kiri. Tiga Antagonis/ penyekat ion kalsium
yang biasa digunakan adalah nifedipin (Prokardia), verapamil (Isoptin, Calan)
dan diltiazen ( Cardizem). Efek vasodilatasi obat-obat tersebut, terutama pada
sirkulasi koroner, berguna untuk angina yang diakibatkan oleh vasospasme
koroner (angina prinzmetal). Penyekat kalsium harus digunakan secara hati-hati
pada pasien gagal jantung karena obat ini akan menyekat kalsium yang mendukung
kontraktilitass. Hipotensi dapat terjadi pada pemberian intra vena (IV). Efek
samping yang bisa terjadi adalah konstipasi, distres lambung, pusing atau sakit
kepala. Antagonis/penyekat kalsium biasanya diberikan tiap 6-12 jam. Untuk
setiap individu dosis terapeutiknya berbeda.
§ Aspirin. Banyak studi telah membuktiksn bahwa aspirin dapat mengurangi
kematian jantung dan infark fatal maupun non fatal dari 51% -72% pada pasien
dengan angina tak stabil. Oleh klarena itu aspirin dianjurkan untuk diberikan
seumur hidup dengan dosis awal 160 mg perhari dan dosis selanjutnya 80 sampai
3325 mg perhari.
§ Tiklopidin.
Suatu
derivat tienopiridin merupakan obat lini kedua dalam pengobatan angina tak
stabil bila pasien tidak tahann aspirin. Studi dengan tiklopidin dibandingkan
plasebo pada angina tak stabil ternyata menunjukkan bahwa kematian dan infark
non fatal berkurang 46,3%. Dalam pemberian tiklopidin harus diperhatikan efek
samping granulositopenia, dimana insidens 2,4%. Dengan adanya klopidogrel yang
lebih aman pemakaian tiklopidin mulai ditinggalkan. Inhibitor Glikoprotein
IIb/IIIa. Ikatan fibrinogen dengan reseptor GP Iib/IIIa pada platelet ialah
ikatan terakhir pada proses agregasi platelet. Karena inhibitor GP IIb/IIIa
menduduki reseptor tadi maka ikatan platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi
dan agregasi platelet tidak terjadi.
H.
Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara
lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus
berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan
darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan
menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk
menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah.
Pengontrolan gula darah. Penggunaan
kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.
PROSES KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Angina Pektoris
1.
Pengkajian
A.
Data demogrfi yang terdiri dari : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku Atau
Kebangsaan , Pekerjaan, Pendidikan, Alamat, Diagnosis Medis, Nomor Registrasi,
Tanggal Dan Jam Masuk Rumah Sakit, Tanggal Dan Waktu Pengkajian Keperawatan.
B.
Riwayat Keperawatan
:
1.
Keluhan
Utama
Merupakan keluhan yang paling menonjol yang dirasakan klien &
merupakan alasan yang membuat klien datang ke RS.
2.
Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan informasi tentang keadaan &
keluhan-keluhan klien saat timbul serangan, durasi kronologis, & frekuensi serangan,
lokasi, penjalaran, kualitas & intensitas serangan, faktor-faktor predisposisi atau presipitasi serta hal apa
saja yang
telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.
CHES PAIN
Perawat
mengumpulkan informasi tentang seluruh segi aktivitas pasien, terutama mereka
yang ditemukan beresiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina.
Pertanyaan
yang sesuai mencakup:
ü Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan
aktivitas tertentu? Setelah melakukan aktivitas secara umum? Setelah
mengunjungi anggota keluarga atau teman-teman?
ü Bagaimana pasien menggambarkan nyerinya?
ü Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
ü Bagaimana hal itu terjadi dalam berapa detik? Menit? Jam?
ü Apakah kualitas nyeri menetap atau terus-menerus?
ü Apakah rasa nyaman disertai dengan gejala seperti perspirasi yang
berlebihan, sedikit sakit kepala, mual, palpitasi dan napas pendek?
ü Bagaimana nyeri berkurang?
3.
Riwayat Penyakit Masa Lalu
Riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang mendukung munculnya
penyakit saat ini. Misalnya Hipertensi, DM, dan lain sebagainya.
4.
Riwayat Psikososial
Dampak
yang dapat ditimbulkan pada kehidupan sosial klien. Klien maupun keluarga
menghadapi situasi yang menghadirkan kemungkinan kematian atau rasa takut
terhadap nyeri, ketidakmampuan, gangguan harga diri, ketergantungan fisik,
serta perubahan dinamika peran keluarga.
5.
Pola Aktivitas Sehari – Hari
Meliputi
pola asupan nutrisi dan cairan, pola eliminasi, pola istirahat tidur, personal
hygiene, aktivitas atau kebiasaan lain serta hobi yang bisa memperburuk keadaan
pasien.
C.
Pengkajian Fisik
1.
Kesan Umum
Gambaran
kondisi klien yang terobservasi oleh pemeriksa tingkat ketegangan atau kelelahan
, warna kulit, tingkat kesadaran kualitatif maupun kuantitatif dgn penilaian
skor glasgow coma scale, pola napas, posisi klien dan respon verbal klien.
2.
Tanda –
Tanda Vital
a.
Frekuensi
Pernapasan
Dewasa
frekuensi pernapasan normal adalah 12 – 20 /menit. Lebih dari 24/menit dalam
keadaan istirahat tanda awal gagal jantung
b.
Temperatur
Tubuh
Terjadi
peningkatan suhu tubuh pada pancarditis atau fase akut infark miokard.
c.
Denyut
Nadi
Denyut
nadi akan meningkat atau menurun tergantung dari mekanisme kompensasi sistem
konduksi jantung dan pengaruh sistem saraf otonom
3.
Kepala Dan Leher
a.
Wajah
ü Pucat dibibir dan kulit di wajah merupakan manifestasi anemia atau
kurang adekuatnya perfusi jaringan
ü Kebiruan mukosa mulut, bibir dan lidah, manifestasi sianosis sentral
akibat peningkatan jumlah hemoglobin yang kurang mengandung oksigen
ü Edema periorbital, merupakan tanda penurunan laju filtarsi glomerulus
ginjal serta retensi air dan garam
ü Grimace, tanda kesakitan atau tanda kelelahan
b.
Mata
ü Konjungtiva pucat merupakan manifestasi anemia
ü Konjungtiva kebiruan sianosis sentral
ü Ptechiae menandakan adanya emboli kapiler mata
ü Ikterik merupakan tanda adanya gangguan faal hati
ü Gangguan visus kerusakan pembuluh darah retina yg terjadi akibat
komplikasi hipertensi
c.
Leher
ü Arteri Karotis
ü Kelenjar Tiroid
ü trakea
d.
Toraks (Paru & Jantung)
ü Inspeksi
a.
Kesimetrisan bentuk toraks
b.
Pernapasan
c.
Vaskuler dan jantung
ü Palpasi
a.
Tactile fremitus
b.
Denyut apeks ICS Vmid
klavikulaline kiri
c.
Getaran
d.
Lokasi denyut arteri
ü Perkusi
a.
Paru kiri lebih tinggi dari paru
kanan
b.
Fibrosis, konsolidasi, efusi
pleura, tumor
c.
Batas paru menurun pada orang tua,
emfisema dan pneumatoraks
d.
Hasil perkusi normal toraks
resonan/sonor
ü Auskultasi
a.
Suara napas dan napas tambahan (
Rales, Ronkhi, Whesing) Bunyi Jantung, I , II, III, Iv
b.
Bising Jantung ( murmur) disfungsi
katurp nitral, aorta, trikuspid, pulmonal.
e.
Abdomen
ü Inspeksi
a.
Bentuk abdomen, distensi dan
gerakan diding perut
b.
Pelebaran vena abdominal
c.
Denyutan dinding abdomen
ü Auskultasi
·
Menilai peristaltik usus dan
bising sistolik olah karena aneurisma aorta abdominal
ü Palpasi
a.
Hepatomegali
b.
Asites
ü Perkusi
·
Shifting dullnes menunjukkan adanya
asites /akumulasi cairan .
f.
Ekstremitas & Integumen
ü Inspeksi
a.
Warna kulit
b.
Purpura/ptechie
c.
Eritema nodusum (nodul ) pada
daerah tibia tanda endokarditis streptococcus
d.
Spinter hemorrhagic pada kuku
merupakan tanda adanya infeksi bakterial
e.
Capillary Refill time
f.
Clubbing finger ( sudut kuku >
180 ⁰)
g.
Edema
ü Palpasi
a.
Pitting edema
b.
Suhu ekstremitas
c.
Nyeri akibat tromboplebitis vena
kaki
d.
Denyut nadi di temporal, karotid,
brakial, radialis, femoral, popliteal, posterotibial, dan dorsalis pedis. (
keadaan pembuluh darah, frekuensi, irama, ciri denyutan, amplitudo nadi).
2.
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul :
Nyeri berhubungan dengan iskemia
jantung
Cemas berhubungan dengan rasa
takut akan kematian
Kurang pengetahuan tentang sifat
dasar penyakit berhubungan dengan deficit knowlege.
Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan berkurangnya curah jantung.
3.
Intervensi dan Implementasi
Tujuan
utama mencakup mencegah nyeri, mengurangi cemas, menghindari salah paham
terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberikan, mematuhi program
perawatan diri dan mencegah komplikasi.
Nyeri berhubungan dengan iskemia jantung
Intervensi
:
1.
Kaji gambaran dan faktor-faktor
yang memperburuk nyeri
2.
Letakkan klien pada istirahat total selama
episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler.
3.
Observasi tanda vital tiap 5 menit
setiap serangan angina
4.
Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi
pengunjung bila perlu.
5.
Berikan makanan lembut dan biarkan
klien istirahat 1 jam setelah makan.
6.
Tinggal dengan klien yang
mengalami nyeri atau tampak cemas.
7.
Ajarkan tehnik distraksi dan
relaksasi.
8.
Kolaborasi pengobatan.
Cemas berhubungan dengan rasa
takut akan kematian
Intervensi
:
1.
Jelaskan semua prosedur tindakan.
2.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan
takut.
3.
Dorong keluarga dan teman utnuk
menganggap klien seperti sebelumnya.
4.
Beritahu klien program medis yang
telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang dan meningkatkan
stabilitas jantung.
5.
Kolaborasi.
Kurang pengetahuan tentang sifat
dasar penyakit berhubungan dengan deficit knowlege.
Intervensi :
1.
Tekankan perlunya mencegah
serangan angina.
2.
Dorong untuk menghindari
faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
3.
Kaji pentingnya kontrol berat
badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga.
4.
Tunjukkan/ dorong klien untuk
memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
5.
Diskusikan langkah yang diambil
bila terjadi serangan angina.
6.
Dorong klien untuk mengikuti
program yang telah ditentukan.
Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan berkurangnya curah jantung.
Intervensi :
Intervensi :
1.
Pertahankan tirah baring pada
posisi yang nyaman.
2.
Berikan periode istirahat adekuat,
bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
3.
Catat warna kulit dan kualittas
nadi.
4.
Pantau EKG dengan sering.
v Intervensi Keperawatan Pencegahan Nyeri. Pasien harus memahami gejala
kompleks dan harus menghindrari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri
angina seperti latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan
emosional.belajar untuk merubah, menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stres
tersebut amatlah penting. Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada
pagi hari, perlu dilakukan pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Idealnya
kegiatan tidak dilakukan terburu-buru in dilakukan sepanjang hari, sehingga
semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan tanpa rasa
tertekan dan terburu-buru.
v Mengurangi Kecemasan. Pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut
akan kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan
sedemikian rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tidur diusahakan
seminimal mungkin, karena perasaan takut akan meninggal tersebut sering dapat
dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain.pasien rawat jalan harus
diberikan informasi mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai pentingnya
mematuhi petunjuk yang telah diberikan.
v Penyuluhan Pasien dan Pendekatan Asuhan di Rumah. Program penyuluhan
untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan
menunjukan data yang diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk
mencapai tujuan sebagai berikut: mengurangi frekuensi dan beratnya serangan
angina, memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya, bila mungkin
memberikan perlindungan dari komplikasi lain.
4.
EVALUASI
Hasil
yang diharapkan :
1.
Bebas dari nyeri.
2.
Menunjukkan penurunan kecemasan
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
b. Mematuhi semua aturan medis.
c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau
sifatnya berubah.
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode nyeri.
3.
Memahami cara mencegah komplikasi
dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi
a.
Menjelaskan proses terjadinya
angina
b.
Menjelaskan alasan tindakan
pencegahan komplikasi
c.
Bebas dari tanda dan gejala infark
miokardium akut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar