A.
Latar Belakang
Letak sungsang adalah letak memanjang
dengan bokong sebagai bagian yang terendah (Presentasi Bokong). Angka
kejadian : ± 3 % dari seluruh angka
kelahiran.
Adapun letak sungsang dapat dibagi menjadi
sebagai berikut :
- Letak bokong murni ; prensentasi bokong murni (Frank Breech). Bokong saja yang menjadi bagian terdepan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
- Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba kaki (Complete Breech). Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
- Letak lutut (presentasi lutut) dan
- Letak kaki , yang keduanya disebut dengan istilah ; Incomplete Breech.
Tergantung
pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut
disebut letak kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak
sempurna.
Dari
semua letak-letak ini yang paling sering dijumpai adalah letak bokong murni.
Punggung biasanya terdapat kiri depan. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi
pada kehanilan muda dibandingkan dengan kehamilan a`terme dan lebih banyak pada
multigravida dibandingkan dengan primigarvida.
Salah
satu cara dalam mengatasi keadaan tersebut adalah dengan tindakan operatif
yaitu persalinan dengan cara tindakan seksio sesarea. Dimana apabila cara-cara
lain dianggap tidak berhasil atau syarat-syarat untuk dilakukanya tindakan
tidak terpenuhi atau kondisi ibu memerlukan tindakan yang segera yang apabila
tidak segera dilakukan akan berakibat fatal.
Seksio
sesarea adalah persalinan dengan suatu tindakan operasi/pembedahan untuk
mengeluarkan janin dari rongga uterus dengan cara mengiris dinding perut dan dinding uterus dengan
syarat rahim dengan keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong
sebagai bagian yang terendah (presentase bokong). Letak sungsang dibagi sebagai
berikut :
1.
Letak sungsang murni yaitu bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan
kedua tungkai lurus keatas.
2.
Letak bokong kaki
3.
Letak lutut
4.
Letak kaki
Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada
kehamilan muda dibanding kehamilan tua dan multigravida lebih banyak
dibandingkan dengan primigravida.
B. Etiologi
Penyebab letak
sungang :
1.
Fiksasi kepala pada pintu atas
panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggulsempit, hidrosefalus,
plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain.
2.
Janin mudah bergerak,seperti
pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur).
3.
Gemeli (kehamilan ganda)
4.
Kelainan uterus, seperti uterus
arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
5.
Janin sedah lama mati.
6.
sebab yang tidak diketahui.
C. Klasifikasi
1.
Letak bokong (Frank Breech) Letak bokong
dengan kedua tungkai terangkat keatas ( 75 % )
2.
Letak sungsang sempurna
(Complete Breech) Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong
kaki sempurna / lipat kejang )
3.
Letak Sungsang tidak sempurna
(incomplete Breech) adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga
kaki dan lutut, terdiri dari :
·
Kadua kaki : Letak kaki
sempurna
Satu kaki :
Letak kaki tidak sempurna
·
Kedua lutut : Letak lutut
sempurna
Satu lutut :
Letak lutut tidak sempurna
Posisi bokong
ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :
1)
Left sacrum anterior (sakrum
kiri depan)
2)
Right sacrum anterior (sakrum
kanan depan)
3)
Left sacrum posterior (sakrum
kiri belakang)
4)
Right sacrum posterior (sakrum
kanan belakang)
D. Patofisiologi
Bayi letak
sungsang disebabkan :
1.
Hidramnion : anak mudah
bergerak karena mobilisasi
2.
Plasenta Previda : Menghalangi
kepala turun ke panggul
3.
Panggul Sempit : Kepala susah
menyesuaikan ke jalan lahir
E. Tanda
dan Gejala
1.
Pergerakan anak terasa oleh ibu
dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu sering merasa benda keras (kepala)
mendesak tulang iga.
2.
Pada palpasi teraba bagian
keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3.
Punggung anak dapat teraba pada
salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan.
Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan lunak.
4.
Bunyi jantung janin terdengar
pada punggung anak setinggi pusat.
F. Diagnosis
1.
Palpasi
Kepala teraba di
fundus, bagian bawah bokong ,dan punggung dikiri atau kanan.
2.
Auskultasi
DJJ paling jelas
terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
3.
Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os
sakrum, tuber ischii, dan anus, kadang – kadang kaki (pada letak kaki)
Bedakan antara
:
·
Lubang kecil – Mengisap
·
Tulang (-) - Rahang Mulut
·
Isap (-) Anus – Lidah
·
Mekoneum (+)
·
Tumit - Jari panjang
·
Sudut 90 0 Kaki -
Tidak rata Tangan siku
·
Rata jari – jari - Patella (-)
·
Patella Lutut
·
Poplitea
4.
Pemeriksaan foto rontgen :
bayangan kepala di fundus
G. Penatalaksanaan
1.
Sewaktu Hamil
Yang terpenting
ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengen versi
luar. Tehnik :
a.
Sebagai persiapan :
·
Kandung kencing harus dikosongkan
·
Pasien ditidurkan terlentang
·
Bunyi jantung anak diperiksa
dahulu
·
Kaki dibengkokan pada lutu dan
pangkal paha supaya dinding perut kendor.
b.
Mobilisasi : bokong dibebaskan
dahulu
c.
Sentralisasi : kepala dan
bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain sehingga badan anak membulat
dengan demikian anak mudah diputar.
d.
Versi : anak diputar sehingga
kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran hendaknya kearah yang lebih mudah
yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah perut anak
supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung anak
diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.
e.
Setelah berhasil pasang gurita,
observasai tensi, DJJ, serta keluhan.
2.
Pimpinan Persalinan
a.
Cara berbaring :
·
Litotomi sewaktu inpartu
·
Trendelenburg
b.
Melahirkan bokong :
·
Mengawasi sampai lahir spontan
·
Mengait dengan jari
·
Mengaik dengan pengait bokong
·
Mengait dengan tali sebesar
kelingking.
c.
Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada
kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengan cara vaginal
atau abdominal (seksio sesarea)
3.
Cara Melahirkan Pervaginam
Terdiri dari
partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan
seluruhnya) dan manual aid (manual hilfe).
Waktu memimpin
partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
·
Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong
lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit
ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan
ekspresi kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm
·
Fase II : fase untuk bertindak
cepat.
Bila badan janin
sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul,
maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin
dapat dilakukan manual aid
H. Prognasis
1.
Bagi ibu
Kemungkinan
robekan pada perineum lebih besar,juga karena dilakukan tindakan, selain itu
ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
2.
Bagi anak :
Prognosa tidak
begitu baik,karena adanya ganguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir
dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit antara kepala dan panggul,
anak bisa menderita asfiksia.
Oleh karena itu setelah
tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus dilakukan dalam waktu 8
menit.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian
adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan secara keseluruhan.
Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data, pengelompakan
data atau analisa data dan perumusan diagnose keperawatan (Depkes RI, 1991 ).
1.
Pengumpulan Data.
Pengumpulan data
merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-data) dari klien.
2. Keluhan Utama
- Adanya kelainan letak janin yang bisa diketahui dari pemeriksaan
3. Riwayat Reproduksi
- Haid
Dikaji tentang
riwayat menarche dan haid terakhir, sebab
- Hamil dan Persalinan
1)
Kehamilan pertama kali atau
sering.
2)
Jumlah kehamilan dan anak yang
hidup mempengaruhi psikologi klien dan keluarga .
3. Data Psikologi.
Pengetahuan
klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.
4. Status Respiratori
Respirasi bisa
meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat
lidah jatuh kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat secret pada saluran
nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksanakan segera pada klien yang memakai anaestesi general.
6. Tingkat
Kesadaran
Tingkat
kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan
sederhana yang harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan
perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus
di observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.
7. Status Urinari
Retensi urine
paling umum terjadi setelah pembedahan
ginekologi, klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah
pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh
saat operasi, muntah akibat anestesi.
8. Status Gastrointestinal
Fungsi
gastrointestinal biasanya pulih pada
24-74 jam setelah pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada
penekanan intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk
menghilangkan gas dalam usus.
B.
Pengelompokan Data
Analisa data
adalah mengkaitkan, menghubungkan data yang telah diperoleh dengan teori,
prinsip yang relevan guna mengetahui masalah keperawatan klien (Depkes RI 1991
; 14 )
1.
Diagnose Keperawatan
a.
Gangguan Rasa nyaman (nyeri
) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf yang di tandai
dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah menyeringai.
1)
Gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma
mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar dan hematom,
kelemahan pada saraf sensorik dan motorik.
2)
Kurang pengetahuan tentang efek
pembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan dengansalah dalam menafsirkan
imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar.
B.
Perencanaan
Perencanaan
adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan
dengan tujuan, criteria hasil, rencana tindakan atau intervensi dan rasional
tindakan (Depkes RI 1991 ; 20 ).
Intervensi keperawatan pada diagnose
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan
system saraf. :
1)
Kaji tingkat rasa tidak nyaman
sesuai dengan tingkatan nyeri.
2)
Beri posisi fowler atau posisi
datar atau miring kesalah satu sisi.
3)
Ajarkan teknik releksasi
seperti menarik nafas dalam, bimbing untuk membayangkan sesuatu.Kaji tanda
vital : tachicardi,hipertensi, pernafasan cepat.
4)
Motivasi klien untuk mobilisasi
didni setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan.
5)
Laksanakan pengobatan sesuai
indikasi seperti analgesik intravena.
6)
Observasi efek analgetik
(narkotik )
7)
Obervasi tanda vital : nadi
,tensi,pernafasan.
Intervensi keperawatan pada diagnose
keperawatan gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma
mekanis, manipulasipembedahan, oedema jaringan setempat, hemaloma, kelemahan
sensori dan kelumpuhan saraf.
1)
Catat poal miksi dan minitor
pengeluaran urine
2)
Lakukan palpasi pada kandung
kemih , observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
3)
Lakukan tindakan agar klien
dapat miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air
keran.
4)
Jika memakai kateter,
perhatikan apakah posisi selang kateter dalam keadaan baik, monitor intake
autput, bersihkan daerah pemasangan kateter satu kali dalamsehari, periksa
keadaan selang kateter (kekakuan,tertekuk )
5)
Perhatikan kateter urine : warna, kejernihan dan bau.
6)
Kolaborasi dalam pemberian
dalam pemberian cairan perperental dan obat obat untuk melancarkan urine.
7)
Ukur dan catat urine yang
keluar dan volume residual urine 750 cc perlu pemasangan kateter tetap sampai
tonus otot kandung kemih kuat kembali.
Intervensi keperawatan pada diagnose
keperawatan Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka operasi, tanda-tanda
komplikasi, batasan aktivitas, dan perawatan selanjutnya berhubungan dengan
terbatasnya imformasi.
1)
Jelaskan bahwa tindakan seksio
sesarea mempunyi kontraindikasi yang sedikit tapi membutuhkan waktu yang lama
untuk pulih, mengguanakan anatesi yang banyak dan memberikan rasa nyeri yang
sangat setelah operasi.
2)
Jelaskan dan ajarkan cara
perawatan luka bekas operasi yang tepat
3)
Motivasi klien melakukan
aktivitas sesuai kemampuan.
4)
Jelaskan aktivitas yang tidak
boleh dilakukan.
C.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah perwujudan ari rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatanini dapat dilaksanakan oleh klien sendiri, oleh perawat secara mandiri maupun bekerjasama engan tim kesehatan lainnya. (Depkes RI 1991 ; 28 )
D.
Evaluasi.
Evaluasi adalah
proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan evaluasi itu sendiri adalah menentukan kemampuan klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dan menilai keberhasilan dari rencana keperawatan atau asuhan
keperawatan ( Depkes RI 1991 ; 31 )
Adapun evaluasi yang di harapkan pada klien
dengan Post Seksio Sesarea adalah sebagai berikut :
1.
Rasa nyaman klien terpenuhi
2.
Pola eliminasi miksi dan
defekasi kembali normal
3.
Klien menunjukkan respon
adaptif
4.
Pengetahuan klien mengenai
keadaan dirinya bertambah
5.
Pola nafas klien kembali
efektif
6.
Tidak terjadi komplikasi ;
perdarahan atau infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar