Kamis, 19 Desember 2013

Asam Urat

Asam Urat



A.  Konsep   Penyakit Asam Urat
1.  Pengertian
                 Asam urat atau gout adalah serangan radang persendian yang berulang, yang disebabkan oleh deposit atau penimbunan kristal asam urat di dalam persendian. Bagian tubuh yang terkena terutama adalah bagian sendi yang berada pada ujung tubuh seperti ibu jari kaki. Sedangkan sasaran lainnya adalah sendi pada siku, lutut, pergelangan kaki dan tangan, atau bahu ( Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007 ).
                 Gout /Pirai adalah kelompok penyakit heterogen akibat disposisi Kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism berupa hiperurisemia (http://id.wikipedia.org/wiki/Pirai)
     Asam urat sendiri adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak), yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat. Kadar normal asam urat  darah dalam rata-rata adalah antara 3 – 7 mg/dl, dengan perbedaan untuk pria 2,1 – 8,5 mg/dl dan wanita 2,0 – 6,6 mg/dl. Untuk mereka yang berusia lanjut kadar tersebut lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut mencapai lebih dari 12 mg/dl (( Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007, 2007 ).
     Berbeda dengan artritis lain, pada asam urat bagian tubuh yang terkena terutama adalah ibu jari kaki, siku, lutut, pergelangan kaki atau tangan, dan bahu. Gangguan tersebut ditandai dengan serangan berulang dari peradangan sendi yang akut, kadang-­kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophi (tophus), kerusakan (deformitas) sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal
( Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007 ).
2.  Penyebab / Etiologi
                 The American Rheumatism Association (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007) menetapkan kriteria penyebab/etiologi diagnostik untuk gout sebagai berikut:
A.   Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi
B.   Thopus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi
C.   1.      Lebih dari sekali mengalami artritis akut
2.      Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
3.      Oligoartritis, atau jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 hari.
4.      Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
5.      Sendi metatarsofalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak
6.      Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsofalangeal pertama.
7.      Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
8.      Thopus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) dari vertilago  ortikular (tulang rawan sendi) dan kapsul sendi
9.      Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl)
10.    Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
11.    Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh.
      Diagnosis gout ditetapkan bila ditemukan kriteria A dan / atau kriteria B dan / atau 6 insiden atau lebih dari kriteria C. Gout dibedakan dari ada tidaknya penyebab yang dapat diketahui sebelum serangannya terjadi, yaitu:
a.    Gout primer, tanpa penyebab jelas (90 persen)
Akibat dari peningkatan produksi asam urat karena kelainan pada fungsi enzim kongenital, misalnya akibat penyakit ganas, obesitas, gangguan proses hemolisis, kekurangan oksigen, diet kaya protein, efek samping dari mengonsumsi obat tertentu (obat kanker, antibiotik) dan konsumsi alkohol berlebihan.
b.    Gout sekunder, dengan penyebab jelas (10 persen)
Akibat hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit darah tinggi, dehidrasi (keadaan kekurangan cairan tubuh), diabetes ketoasidosis, efek samping mengonsumsi obat tertentu (antidierutika, salysilat, etambutol, pirazinamit), diet ketat, penyalahan obat pencahar dan kecanduan alcohol. Selain itu, pengaruh faktor turunan bisa juga mengakibatkan terjadinya gangguan pada penyimpanan glikogen atau defisiensi enzim pencernaan, sehingga tubuh lebih banyak menghasilkan senyawa laktat atau trigliserida, yang berkompetisi dengan asam urat untuk dibuang oleh ginjal.
         Serangan pertama gout dapat berlangsung beberapa hari, tetapi serangan berulang pada umumnya dapat berkurang bila dilakukan perawatan menurunkan kadar asam urat di dalam darah yang tepat.
Dengan memahami proses terjadinya hiperurisemia dapat (disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout adalah:
a)    Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga.
b)    Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin lainnya. Purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh.
c)    Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal, sehingga disarankan tidak sering mengkonsumsi alkohol.
d)    Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama gangguan ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak. Minum air sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya membantu pembuangan urat, dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
e)    Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika (furosemida dan hidroklotiazid).
f)     Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri, dan virus yang lebih ganas.
g)    Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisms tubuh, misalnya berupa gejala polisitomia dan leukemia.
h)   Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi, dan olahraga berlebihan.
3.  Tanda dan Gejala
            Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe joint). Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan jari tangan. Karena itu dikenal empat tahap gout (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007) ;
1)   Asymptomatic (tanpa gejala). Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan pengobatan, tapi penderitanya harus sadar diri untuk menurunkan kelebihan tersebut dengan melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup.
2)   Akut. Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau beberapa persendian. Sakit yang dirasakan penderita seringnya dimulai di malam hari, dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti ditusuki jarum. Persendian yang terserang tampak meradang. merah, terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada persendian tersebut mungkin berkurang dalam beberapa hari, tapi bisa muncul kembali pada interval yang tidak tentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama. Pada beberapa penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis, sedang di lain pihak banyak pula yang tak akan mengalaminya lagi.
3)   Interkritikal. Tahap di mana penderita asam urat mengalami Serangan berulang yang tidak menentu.
4)   Kronis. Tahap di mana massa kristal asam urat (tophi) menumpuk di berbagai wilayah jaringan lunak tubuh penderitanya.
            Gejala lain yang mungkin terjadi adalah; demam, dengan suhu tubuh 38,3 derajat Celsius atau lebih, tidak menurun selama tiga hari, walaupun telah dilakukanperawatan, ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah, atau gusi berdarah, bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan yang tiba­-tiba, diare atau muntah. Serangan artritis akut biasanya akan berhenti secara menyeluruh setelah asam urat hilang dari sendi.
4.  Perawatan Penyakit
Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan darurat sewaktu terjadi serangan, pengobatan dokter, dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.
Bila terjadi serangan gout secara tiba-tiba maka tindakan darurat yang bisa dilakukan adalah (Sustrani, Alam, Hadibroto ,2007 ) ;
-  Istirahatkan sendi agar lekas sembuh, beri kompres dingin beberapa jam sekali  selama 15 sampai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri .
-  Minum obat penahan sakit (analgesik biasa),  untuk menghilangkan rasa nyeri.
-  Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8 sampai 10 gelas sehari) untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.
-  Bila terjadi komplikasi kelumpuhan pada penderita berusia sangat lanjut, perlu dilakukan perawatan khusus untuk melatih agar dapat bergerak mandiri.
Pencegahan ;
                   Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat pada umumnya adalah menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan misalnya; latihan fisik berlebihan stres, dan makanan yang mengandung purin berlebihan seperti daging, jerohan (ginjal, hati), bahkan ikan asin. Meskipun serangan berulang dapat dicegah dengan pemberian obat, tetapi mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol dapat memperkecil kemungkinan terjadi serangan gout.
                   Mengenali jenis makanan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian  dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin. Adapun jenis bahan makanan yang dapat dikenali adalah ( Yenrina, 2008 ) ;
-        Kadar tinggi (150-180 mg/100 g)
Jerohan (hati,ginjal,jantung, limpa, paru, otak dan sari pati daging.
-         Kadar sedang ( 50-150 mg/ 100 g),
Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, asparagus dan jamur.
-         Kadar rendah ( dibawah 50 mg/100 g )
Gula telur dan susu
     Mengimbangi konsumsi makanan tersebut dengan minum air yang banyak  untuk membantu memperlancar pembuangan asam urat oleh tubuh, selain itu bila tergolong gemuk sebaiknya mengurangi berat badan dengan melakukan olah raga yang juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan sendi.
5.  Komplikasi
       Komplikasi yang terjadi pada penyakit asam urat adalah persendian menjadi rusak sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon (otot), batu ginjal (kencing batu), dan gagal ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar