Asam Urat
A. Konsep Penyakit Asam Urat
1. Pengertian
Asam
urat atau gout adalah serangan radang persendian yang berulang, yang
disebabkan oleh deposit atau penimbunan kristal asam urat di dalam
persendian. Bagian tubuh yang terkena terutama adalah bagian sendi yang
berada pada ujung tubuh seperti ibu jari kaki. Sedangkan sasaran lainnya
adalah sendi pada siku, lutut, pergelangan kaki dan tangan, atau bahu (
Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007 ).
Gout
/Pirai adalah kelompok penyakit heterogen akibat disposisi Kristal
monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism berupa
hiperurisemia (http://id.wikipedia.org/wiki/Pirai)
Asam
urat sendiri adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan
protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran
seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh
yang rusak), yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau
keringat. Kadar normal asam urat darah dalam rata-rata
adalah antara 3 – 7 mg/dl, dengan perbedaan untuk pria 2,1 – 8,5 mg/dl
dan wanita 2,0 – 6,6 mg/dl. Untuk mereka yang berusia lanjut kadar
tersebut lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut
mencapai lebih dari 12 mg/dl (( Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007, 2007 ).
Berbeda
dengan artritis lain, pada asam urat bagian tubuh yang terkena terutama
adalah ibu jari kaki, siku, lutut, pergelangan kaki atau tangan, dan
bahu. Gangguan tersebut ditandai dengan serangan berulang dari
peradangan sendi yang akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal
natrium urat besar yang dinamakan tophi (tophus), kerusakan (deformitas)
sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal
( Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007 ).
2. Penyebab / Etiologi
The American Rheumatism Association (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007) menetapkan kriteria penyebab/etiologi diagnostik untuk gout sebagai berikut:
A. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi
B. Thopus
(deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti mengandung
kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan
sinar terpolarisasi
C. 1. Lebih dari sekali mengalami artritis akut
2. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
3. Oligoartritis, atau jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 hari.
4. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
5. Sendi metatarsofalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak
6. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsofalangeal pertama.
7. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
8. Thopus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) dari vertilago ortikular (tulang rawan sendi) dan kapsul sendi
9. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl)
10. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
11. Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh.
Diagnosis
gout ditetapkan bila ditemukan kriteria A dan / atau kriteria B dan /
atau 6 insiden atau lebih dari kriteria C. Gout dibedakan dari ada
tidaknya penyebab yang dapat diketahui sebelum serangannya terjadi,
yaitu:
a. Gout primer, tanpa penyebab jelas (90 persen)
Akibat
dari peningkatan produksi asam urat karena kelainan pada fungsi enzim
kongenital, misalnya akibat penyakit ganas, obesitas, gangguan proses
hemolisis, kekurangan oksigen, diet kaya protein, efek samping dari
mengonsumsi obat tertentu (obat kanker, antibiotik) dan konsumsi alkohol
berlebihan.
b. Gout sekunder, dengan penyebab jelas (10 persen)
Akibat
hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit darah tinggi,
dehidrasi (keadaan kekurangan cairan tubuh), diabetes ketoasidosis, efek
samping mengonsumsi obat tertentu (antidierutika,
salysilat, etambutol, pirazinamit), diet ketat, penyalahan obat
pencahar dan kecanduan alcohol. Selain itu, pengaruh faktor turunan bisa
juga mengakibatkan terjadinya gangguan pada penyimpanan glikogen atau
defisiensi enzim pencernaan, sehingga tubuh lebih banyak menghasilkan
senyawa laktat atau trigliserida, yang berkompetisi dengan asam urat
untuk dibuang oleh ginjal.
Serangan
pertama gout dapat berlangsung beberapa hari, tetapi serangan berulang
pada umumnya dapat berkurang bila dilakukan perawatan menurunkan kadar
asam urat di dalam darah yang tepat.
Dengan
memahami proses terjadinya hiperurisemia dapat (disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout adalah:
a) Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga.
b) Meningkatnya
kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa
purin lainnya. Purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam
urat dalam tubuh.
c) Akibat
konsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol merupakan salah satu sumber
purin yang juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal,
sehingga disarankan tidak sering mengkonsumsi alkohol.
d) Hambatan
dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama gangguan
ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak. Minum air
sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya membantu pembuangan urat, dan
meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
e) Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika (furosemida dan hidroklotiazid).
f) Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri, dan virus yang lebih ganas.
g) Penyakit
tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya
gangguan metabolisms tubuh, misalnya berupa gejala polisitomia dan
leukemia.
h) Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi, dan olahraga berlebihan.
3. Tanda dan Gejala
Serangan
asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai
dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi
utama pada sendi ibu jari kaki (big toe joint). Bisa juga mengenai
tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan jari tangan. Karena
itu dikenal empat tahap gout (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007) ;
1) Asymptomatic
(tanpa gejala). Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan
pengobatan, tapi penderitanya harus sadar diri untuk menurunkan
kelebihan tersebut dengan melakukan perubahan pola makan atau gaya
hidup.
2) Akut.
Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu
atau beberapa persendian. Sakit yang dirasakan penderita seringnya
dimulai di malam hari, dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti
ditusuki jarum. Persendian yang terserang tampak meradang. merah,
terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada persendian tersebut mungkin
berkurang dalam beberapa hari, tapi bisa muncul kembali pada interval
yang tidak tentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama. Pada
beberapa penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis, sedang
di lain pihak banyak pula yang tak akan mengalaminya lagi.
3) Interkritikal. Tahap di mana penderita asam urat mengalami Serangan berulang yang tidak menentu.
4) Kronis. Tahap di mana massa kristal asam urat (tophi) menumpuk di berbagai wilayah jaringan lunak tubuh penderitanya.
Gejala
lain yang mungkin terjadi adalah; demam, dengan suhu tubuh 38,3 derajat
Celsius atau lebih, tidak menurun selama tiga hari, walaupun telah
dilakukanperawatan, ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah,
atau gusi berdarah, bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan yang
tiba-tiba, diare atau muntah. Serangan artritis akut biasanya akan
berhenti secara menyeluruh setelah asam urat hilang dari sendi.
4. Perawatan Penyakit
Perawatan
yang dapat dilakukan berupa tindakan darurat sewaktu terjadi serangan,
pengobatan dokter, dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.
Bila terjadi serangan gout secara tiba-tiba maka tindakan darurat yang bisa dilakukan adalah (Sustrani, Alam, Hadibroto ,2007 ) ;
- Istirahatkan sendi agar lekas sembuh, beri kompres dingin beberapa jam sekali selama 15 sampai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri .
- Minum obat penahan sakit (analgesik biasa), untuk menghilangkan rasa nyeri.
- Minum
banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8 sampai 10 gelas sehari) untuk
membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.
- Bila
terjadi komplikasi kelumpuhan pada penderita berusia sangat lanjut,
perlu dilakukan perawatan khusus untuk melatih agar dapat bergerak
mandiri.
Pencegahan ;
Belum
ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat pada
umumnya adalah menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus
serangan misalnya; latihan fisik berlebihan stres, dan makanan yang
mengandung purin berlebihan seperti daging, jerohan (ginjal, hati),
bahkan ikan asin. Meskipun serangan berulang dapat dicegah dengan
pemberian obat, tetapi mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol
dapat memperkecil kemungkinan terjadi serangan gout.
Mengenali jenis makanan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin. Adapun jenis bahan makanan yang dapat dikenali adalah ( Yenrina, 2008 ) ;
- Kadar tinggi (150-180 mg/100 g)
Jerohan (hati,ginjal,jantung, limpa, paru, otak dan sari pati daging.
- Kadar sedang ( 50-150 mg/ 100 g),
Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, asparagus dan jamur.
- Kadar rendah ( dibawah 50 mg/100 g )
Gula telur dan susu
Mengimbangi konsumsi makanan tersebut dengan minum air yang banyak untuk
membantu memperlancar pembuangan asam urat oleh tubuh, selain itu bila
tergolong gemuk sebaiknya mengurangi berat badan dengan melakukan olah
raga yang juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan sendi.
5. Komplikasi
Komplikasi
yang terjadi pada penyakit asam urat adalah persendian menjadi rusak
sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon
(otot), batu ginjal (kencing batu), dan gagal ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar