Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan sistem endokrin yang sering menyerang anak usia
sekolah.
Pathogenesis
Disfungsi dari sel – sel
beta pulau langerhans di panereas yang dapat disebabkan oleh adanya tumor,
pangkreatitis, penggunaan Corticosteroid yang akan mengganggu sekresi insulin.
Tiga efek utama gangguan / kekurangan insulin
:
Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel –
sel tubuh dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah.
Peningkatan nyata mobilisasi lemak dari
daerah – daerah penyimpanan lemak menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun
pengendapan lipid pada dinding
vaskuler.
Pengurangan protein dalam
jaringan tubuh. Dapat juga defisit insulin akan terjadi perubahan metabolic :
Transport glukosa yang melintasi membran sel – sel berkurang. Glikogenesis
berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
Glikolisis meningkat
sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati dicurahkan kedalam darah
secara terus menerus melebihi kebutuhan.
Glukoneogenesis meningkat
dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurahkan kedalam darah dari hasil
pemecahan asam amino dan lemak sehingga menyebabkan konsetrasi glukosa melebihi
ambang ginjal, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poli uri) akan timbul rasa
haus (polidipsi), karena kalori negatif dan berat badan berkurang rasa lapar
semakin besar (palipagi) mungkin timbul sebagai akibat kehilangan kalori.
Pada anak Diabetes terjadi rata – rata,
penurunan produsi insulin akan berakibat penurunan kemampuan memperoleh energi
yang berasal dari nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. Karena kehilangan berat
badan dan pertumbuhan yang lambat, gabungan kegagalan akan memambah berat badan
dan mengurangi energi secara tiba – tiba yang akan membawa perhatian
kesehatannya seberapa jauh. Anak mungkin melihat kesehatannya dari gejala
sampai terlihat jelas.
Gejala – gejala tersebut
biasanya disertai dengan penurunan berat badan atau kegagalan untuk memambah
berat badan dan kekurangan energi. Gejalanya biasanya terjadi secara tiba –
tiba. Jika seorang anak tidak tampak adanya gejala, dan mengarah kediagnos,
mungkin gangguan tersebut akan berkembang pada asidosis Diabetes karena tidak
adekuatnya produksi insulin, karbohidrat tidak dapat dipakai sebagai bahan
bakar penghasil energi, kemudian lemak
dimobilisir untuk energi yang proses oksidasinya tidak lengkap, akan
menghasilkan ketone bodies (acetone, acid diacetid, oxybatyric acid) terjadi
penumpukan keton bodies siap di ekskresi ke dalam urine, tetapi di dalam ekresi
akan menyebabkan gangguan keseimbangan cairan yang menyebabkan acidosis dengan
karakteristik.
GEJALA
Pada timbul dibetes mellitus ada rasa haus,
penurunan berat badan, kencing banyak, lesu dan ngompol waktu malam. Gejala –
gejala ini mampak selama beberapa minggu.
Ketoasidosis yang nampak pada anak harus
diperlakukan sebagai keadaan gawat dan anak harus dirawat dirumah sakit.
Insulin komponen tunggal berisi porsin
murni (misalnya Actrapid MC atau Leo Neutral) diberikan melalui infus pelan
menggunakan pompa infus yang memberikan 2,5 atau 5 unit perjam secara teratur
tergantung usia anak. NaCl 0,9 % diberikan
secara intravena sampai gula darah mendekati harga normal (11 mmo1/1) kemudian
diganti dengan NaCl 0,45 % ditambah Dekstrosa 5 %. Natrium bikarbonat dan garam
kalium ditambahkan bila perlu.
Pada penyembuhan secara bertahap
diberikan diet yang sesuai tergantung usia anak. Insulin diberikan sesuai hasil
pemeriksaan air kencing sebelum makan. Dalam waktu singkat anak makan seperti
biasa dan dapat dimulai dengan insulin “ long acting “ sebagai pengobatan
pemeliharaan.
Rapitard MC (Novo) 1 atau
2 kali sehari atau gabungan seperti :
Monotard MC (Novo) +
Actrapid MC (Novo) pagi hari atau
Leo Retard + Leo Neutral
pada pagi hari
Anak usia 6 tahun keatas dapat diajar
memakai insulinnya dengan pengawasan ibunya. Tempat suntikan dipindah setiap
hari dari depan / sisi lateral pada mengikuti pola tertentu. Mereka harus
memeriksa air kencing mereka setengah jam sebelum makan. Kandung kencing harus
dikosongkan setengah jam sebelum mendapatkan bahan pemeriksaan yang
menggambarkan glukosa darah waktu itu.
Glukose merupakan
sumberenergi utama untuk sel. Insulin merupakan fasilitas peningkatan glukosa
intravaskuler melalui muskulus dari cell lemak, memfasititasi penyimpanan
glukosa menjadi glikogen didalam liver dan sel muskulus dan secara tidak
langsung mencegah metabolisme lemak, kekurangan insulin berperan penting
terjadinya hyperglikemia karena glucosa intravascular tidak akan masuk ke dalam
sel. Lever merespon kekurangan glukosa intraselluler melalui glukoncogenesis
dan glyconolysis dan lebih lanjut akan memperberat hyperglikemia. Hyperglikemia
menyebabkan diuresis osmotic yang berlanjut kehilangan cairan ekektrolit dan
rata – rata akan terjadi dehidrasi.
Ketidakmampuan glukosa
masuk ke sell, memacu katabolise di proses katabolisme tubuh menggunakan lemak
dan protein sebagai energi dan walaupun intake makanan meningkat terjadi
penurunan berat badan. Ketika lemak digunakan sebagai energi, liver merubah
peningkatan lemak bebas didalam darah menjadi ketone bodies. Penumpukan
sirkulasi akumulasi keton bodies akan mempengaruhi PH darah yang akan
mempengaruhi ketoacidasi. Selama acidosis potassium (kalium) tubuh menurun
secara signifikan. Tanda – tanda kenaikan aceton dan ketoacid ialah pernafasan
berbau buah – buahan, kussmaul, nyeri abdominal, muntah. Saat terjadi muntah
cairan banyak keluar dan terjadi gangguan keseimbangan dan diperlukan
peningkatan intake, dan kondisi anak dapat lebih cepat memburuk.
Anak dengan diabetes
dengan riwayat poliuri, polidipsi, poliphagia dan penurunan berat badan, banyak
yang mengalami ketoacidosis. Anak dengan diabetes ketoacidosis dengan tanda – tanda
klasik dan hyperglikemia (glokusa darah lebih dari 300 mg / dl), ketonemia,
acidosis / PH < 7.30, bicarbnat < 15 mEq / 1, glucosuria, ketonuria.
Fokus treatment anak
dengan diabetes keseimbangan metabolisme. Treatment jangka panjang berusaha
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan memberi tekanan
tidak bergantung dan mengurangi efek psychososial. Treatment termasuk
pendidikan anak dan keluarga untuk monitoring glukosa, pemberian insulin, diet,
exercise, management, hyperglydemia dan hypoglikemia.
DIAGNOSIS
Hati – hati obsevasi gejala / tanda di
dalam anggota keluarga yang mempunyai riwayat Diabetes, misalnya frekwensi BAK,
rasa haus, kehilangan berat badan dan yang merupakan reseko tinggi diharapkan
untuk secara rutin periksa, dengan finger stickglucose monitoring atau test
glicosuria apabila level glukosa darah > 200 mg / dl atau glycosuria, dan
adanya tanda poliuria dan penurunan berat badan, polipagia.
Walaupun test toleransi
glukosa dapat menggambarkan Diabetes pada dewasa, tidak dapat digunakan untuk
anak – anak. Test oral glukosa toleransi sering tidak cocok / mendapatkan
sukses pada anak karena mereka memuntahkan glukosa padat / pekata yang
seharusnya ditelan.
Treatment untuk anak
diabetes melibatkan keluarga anak dan tim kesehatan (perawat, gizi, dokter).
Setelah anak terdiagnosa Diabetes, untuk beberapa waktu akan masuk rumah sakit,
sampai keadaan stabil dibawah supervisor. Untuk beberapa saat perawat harus
memahami perasaan emosi klien.
Reaksi insulin yaitu
shock. Hipoglikemia, karena kebanyakan insulin akan mengakibatkan kecepatan
metabolisme glukosa di dalam tubuh, saat terjadi perubahan di dalam tubuh yang
seharusnya dengan syarat, kesembronoan dalam diet, kesalahan dalam pengukuran
insulin atau berlebihan exercise karena Diabetes pada anak mudah labil. Tanda
hypoglikemia irritabilitas, diaphoresis, mengantuk, perubahan tingkat
kesadaran. Tanda hyperglikemia : polipagia, poliuri, membran mucosa kering,
letargi, perubahan tingkat kesadaran.
Pada anak – anak reaksi
insulin sering terjadi lebih pagi, oleh karena itu dibutuhkan observasi lebih
dini selama malam hari ( setiap 2 jam ). Oleh karena itu monitoring glukosa
darah harus dilakukan lebih pagi khususnya bila di Rumah Sakit.
Teatment bila terjadi
reaksi insulin, anak diberikan gula, permen, orenge juice atau salah produk
yang digunakan untuk penanganan emergency lalu konsultasi dokter bila anak
tidak dapat peroral, dapat diberikan glikogen subcutan untuk meningkatkan
glukosa darah. Glukogon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta di
pancreas, dimana peninggian kadar glukosa darah akan membebaskan insulin ( pada
normalnya orang ) tetapi glukosa darah menurun statimulasi pembebasan glikogen.
Pembebasan glukoge di dalam darah akan meningkatkan penghancuran glukogen dihati
dan glukosa dihasilkan.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian :
Penurunan berat badan
Appetiti
Polydipsia
Dehidrasi
Irritablity
Kelemahan
Tinggi badan, berat badan
Kelembaban kulit
Turgor
Tanda – tanda vital
Kolekting urine spesimen
Gukosa darah meningkat
Perkembangan anak usia sekolah.
Psikososial :
Dapat menyelesaikan tugas
– tugasnya sampai menghasilkan sesuatu
Belajar bersaing dan
koperatif dengan orang lain
Psikoseksual :
Berorentasi pada sosial,
kelompok bermain
Mulai berkembang
intelektual dan socsal
Intelektual :
Mulai berpikir logis,
terarah, dapat mengelompokkan fakta –fakta berfikir abstrak
Mengatasi masalah secara
nyata dan sistematis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko injuri
berhubungan dengan kekurangan insulin
2.
Tidak
efektifnya koping keluarga ; kompromi berhubungan dengan perawatan rumah dalam
mencegah hypo dan hyperglikemia
3.
Ketakutan
anak berhubungan dengan pemberian insulin
4.
Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari berhubungan dengan, penurunan produksi
insulin
5.
Resiko
infeksi berhubungan dengan gangguan sirkulasi / sensori
6.
Kecemasan
anak / keluarga berhubungan dengan diagnosis diabetes dan komplikasi
7.
Gangguan
selfesteem berhubungan dengan penyakit kronik dan ketergantungan insulin
PERENCANAAN DAN IDENTIFIKASI OUT COME
Tujuan secara garis
besarnya adalah :
Mencegah injuri dan
infeksi
Eliminir ketakutan saat
pemberian insulin
Maintenance nutrisi yang
adekuat
Self konsep yang positif
Tidak bergantung
Untuk keluarga menjaga
agar anak tidak terjadi hipoglikemia, pemberian insulin nutrisi untuk anak
Untuk anak agar dapat
belajar merawat diabet supaya terhindar dari komplikasi.
Mencegah injuri
Monitoring level glukosa
darah; 2 kali sehari, sebelum makan pagi dan makan malam
Membantu expresikan
perasaan ketakutan saat dilakukan test glukosa darah ( finger stick )
Fase sekolah ; Industri à tertarik dengan informasi agar anak kooperatif
Monitor tanda – tanda
hiperglikemia
Meningkatkan koping
keluarga dalam manajemen hypoglikemia dan hyperglikemia
Pendidikan / HE tentang
tanda – tanda hypoglikemia dan hyperglikemia dan bagaimana penanganan
seperlunya untuk mengatasi
Cara penanganan apabila
gula darah < 60 mg/dl, juice, gula, soda non diet, apabila glukosa tidak
dicek beri karbohidrat simple apabila ada tanda hipoglikemia
Apabila anak mendapat
therapi glukagon atau dextrose dari dokter, ajari bagaimana pemberian glukagon
secara intra muscular
Anjurkan anak membawa
bekal dan dimakan apabila ada tanda – tanda hipoglikemia (bekalnya karbohidrat
complex misalnya cake, crakers, roti, kacang dan sebagainya )
Catat pola terjadinya
hipoglikemia dan buat jadwal rencana pengambilan keputusan agar tidak terjadi
hipoglikemia
Apabila anak mengalami
sakit ( panas, infeksi, muntah, mual, tidak mau makan ) hubungi dokter
Ajari cara pemberian
insulin secara subcutan
Memastikan tepat dan
adekuatnya nutrisi
Melibatkan anak dalam
rencana pemberian nutrisi
Membantu anak agar ikut
terlibat dalam program diet
Apabila anak akan pulang
terlambat untuk makan siamg dianjurkan membawa makanan karbohidrat komplek
Anjurkan anak agar dapat
bagaimana mengatasi makan di sekolah dan lingkungan sosial
Mencegah infeksi dan
kerusakan kulit
Ajarkan cara
mengobservasi, tentukan kulit setiap hari ( setelah mandi ) biasanya yang mudah
mengalami kerusakan pada lipatan – lipatan ( axilla, paha )
Perhatikan penggunaan
sepatu yang baik
Observasi kedua kaki
untuk pecah –pecah, potong kuku sesuai garis, gunakan kaos kaki yang bersih dan
jangan tidak menggunakan pengalas kaki
Infeksi yang sering
adalah sistem urinary dan sistem respirasi atas ajarkan mengenal tanda – tanda
infeksi urinary ; gatal, rasa panas pada sistem urinary bila terjadi hubungi
dokter
Mengurangi kecemasan
anak dan keluarga
Anjurkan kepada anak dan
keluarga untuk mengungkapkan perasaannya ( rasa bersalah, marah, penolakan )
Anjurkan banyak membaca
untuk menambah pemahaman tentang penyakitnya
Berikan informasi yang
jujur dan jelas
Meningkatkan self care
dan self esteem yang positif
Anjurkan untuk saling
mengunjungi antar anak yang sakit
Menjelaskan bahwa anak
diabetes dapat melakukan aktifitas yang sama seperti anak lainnya
EVALUASI
Anak tidak mendapat
injuri
Anak dan keluarga dapat
menunjukkan cara penanganan hypoglikemia dan hyperglikemia
Anak dan keluarga dapat
menunjukkan cara pemberian insulin
Anak dan keluarga dapat
menunjukkan nutrisi yang dibutuhkan
Anak tidak mendapatkan
kulit yang rusak atau infeksi
Anak dan keluarga dapat
menunjukkan perawatan dirumah untuk jangka panjang
Anak dan keluarga dapat
menunjukkan sikap positif didalam segala kondisi
KEPUSTAKAAN
Dr. Sidhartani Zain. (1981), Ilmu
Kesehatan Anak Untuk Perawat, Ikip
Semarang, Semarang.
Dr. Sidhartani Zain. (1991), Penatalaksanaan
Kegawatan Neonatus, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Marilynn. E. Doenges, (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan. EGC. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar