Menurut
Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang
berusia berkisar 3-6 tahun.
Ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak,
yaitu :
Ø
Aspek fisik
Ø
Aspek motorik
Ø
Aspek bahasa
Ø
Aspek kognitif
Ø
Aspek sosialisasi
Pola pertumbuhan dan perkembangan pada anak menunjukkan variasi normal
yang luas, sehingga perlu cara dan istilah statistik untuk menilainya. Terdapat
3 macam cara untuk menunjukkan suatu variasi normal yang pada umumnya disusun
dalam bentuk tabel atau dalam kartu pertumbuhan (growth card), yaitu :
1.
Menggunakan mean dan standar deviasi (SD)
Mean adalah nilai rata-rata ukuran
anak yang dianggap normal, dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan
posisinya, yaitu :
a.
Mean ± 1 SD, mencakup 66,6 %
b.
Mean ± 2 SD, mencakup 95 %
c.
Mean ± 3 SD, mencakup 97,7 %
2.
Menggunakan persentil
Besarnya persentil menunjukkan posisi suatu hasil
pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar,
dari 100 hasil pengukuran (100%). Persentil ke-10 berarti bahwa anak tersebut
berada pada posisi anak ke-10 dari bawah, dimana 9 anak lebih kecil darinya dan
90 anak lebih besar darinya. Sedangkan persentil ke-50 berarti bahwa anak
tersebut berada pada urutan ke-50 sehingga jumlah yang sama berada di bawah dan
di atasnya.
3.
Menggunakan persentase
Besarnya variasi normal berada di antara persentasi
tertentu terhadap suatu nilai patokan yang dianggap 100 %.
Misalnya, pada Lokakarya Antopometri Gizi Depkes 1975
bahwa :
a.
Nilai 100 % untuk berat atau nilai persentil ke-50 dari
Baku Harvard
b.
Variasi normal berada antara 80 – 110 %.
Dalam pengkajian yang dilakukan pada anak usia pra sekolah digunakan
parameter penilaian pertumbuhan dan perkembangan :
1.
Parameter penilaian pertumbuhan fisik
a.
Berat badan
Untuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan
rumus yang dikutip dari Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk
termasuk ke dalam usia 1 – 6 tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya
digunakan rumus : umur (tahun) x 2 + 8
Klasifikasi berat badan terhadap umur :
1).
Gomez
Ø
Baku Boston
Ø
Cara : % dari median
Ø
Klasifikasi :
a).
> 90 % :
normal
b).
75 – 90 % : malnutrisi ringan (grade 1)
c).
61 – 75 % : malnutrisi sedang (grade 2)
d).
≤ 60 % :
malnutrisi berat (grade 3)
2).
Jellifre
Ø
Baku Boston
Ø
Cara : % dari median
Ø
Klasifikasi :
a).
90 – 110 % : normal
b).
81 – 90 % :
malnutrisi ringan (grade 1)
c).
61 – 80 % :
malnutrisi sedang (grade 2 dan 3)
d).
≤ 60 % :
malnutrisi berat (grade 4)
3).
Klasifikasi menurut WHO
Ø
Baku NCHS
Ø
Cara : persentil
Ø
Klasifikasi :
a).
Persentil ke 3 – 50 : normal
b).
Persentil ≤ 3
: malnutrisi
4).
Klasifikasi di Indonesia
Ø
Baku Boston
Ø
Cara : % dari median dan kenaikan berat badan
Ø
Klasifikasi :
Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan
dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan tiap bulan : normal, bila tidak
terdapat kenaikan : resiko tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan.
b.
Tinggi badan
Masih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra
sekolah dapat menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77.
Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 – 8 cm.
Klasifikasi tinggi badan terhadap umur :
1).
Kanawati dan Mc Laren
a).
≥ 95 % :
normal
b).
80 – 95 % :
malnutrisi ringan
c).
85 – 90 % :
malnutrisi sedang
d).
85 % :
malnutrisi berat
2).
CDC/ WHO
a).
≥ 90 % : normal
b).
< 90 % : stunted/malnutrisi kronis
c.
Lingkar kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intra kranial. Digunakan untuk
menaksir pertumbuhan otak. Kenaikan berat otak anak pra sekolah (3-6 tahun)
seperti yang dikutip dari Lazuardi (1984) adalah 0,15 gram/24 jam.
d.
Gigi
Saat akan mencapai usia 2,5 tahun, anak sudah memiliki 20 gigi susu.
Waktu erupsi gigi tetap adalah sebagai berikut :
1).
Molar pertama : 6-7 tahun
2).
Insisor
: 7-9 tahun
3).
Pre molar
: 9-11 tahun
4).
Kaninus
: 10-12 tahun
5).
Molar ke-2 :
12-16 tahun
6).
Molar ke-3 :
17-25 tahun.
e.
Jaringan lemak
Pertumbuhan jaringan lemak pada anak melambatsampai
anak berumur 6 tahun. Pada anak usia pra sekolahtubuhnya akan tampak
kurus/langsing karena terjadi proses pertumbuhan jaringan lemak yang melambat.
Lingkar Lengan atas (LLA) mencerminkan pertumbuhan dan
perkembangan jarinagn lemak.dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan
berat badan. LLA dapat digunakan untuk menilai keadaan gizi atau pertumbuhan
dan perkembangan pada kelompok anak pra sekolah.
Klasifikasi LLA menurut WHO dan Shakir :
Ø
Baku Wolanski : 16,5 cm
Ø
Cara : % dari median
Ø
Klasifikasi :
1). > 85% atau > 14 cm : normal
2). < 76% atau < 12,5 cm : malnutrisi berat
2.
Parameter penilaian perkembangan
a.
Aspek motorik
Dimulai
pada aspek motorik, anak usia pra sekolah telah dapat berjalan naik tangga dengan
kaki secara berganti-ganti tetapi turun dengan 2 kaki pada satu anak tangga,
seringkali meompat pada anak tangga terakhir. Selain itu, anak usia ini mampu
mengendarai sepeda roda tiga dan dapat
berjalan sambil berjingkat. Anak ini dapat membangun sebuah menara kecil
dengan menggunakan 9-10 kubus. Ia dapat
berjalan, membuka pakaian sendiri dan mulai dapat mengaitkan kancing.
Manipulasi dengan pensil berlanjut terus dan ia mampu untuk menjiplak suatu
lingkaran.
Ketika
menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik dan turun menggunakan satu kaki
per anak tangga. Ia mampu melompat dengan satu kaki untuk waktu yang pendek.
Kemudian anak ini juga dapat memperlihatkan ketangkasan yang besar pada tangan
dan jari-jari.
Dalam
hal menggambar, anak usia pra sekolah dapat mengggambar orang dalam beberapa
bagian. Dari kesemua kemampuan tersebut di atas, pada usia 6 tahun, anak mulai
dapat menggunakan gunting dan pensil dengan baik, serta menjahit dengan kasar.
b.
Aspek Bahasa
Dengan
aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk berbicara dengan normal bahkan bisa
dikatakan terlalu banyak bicara, tetapi kadang-kadang terdapat substitusi
fonetik yang infantil. Kosakata yang telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak
dapat menggunakan bentuk jamak dan kata ganti serta bahasa berlanjut dari fase
holoprastik menjadi fase pembentukan kalimat yang kompleks, secara spesifik
kalimat tersebut terdiri dari 6 kata. Anak dapat pula melakukan percakapan
dengan berbagai derajat yang kompleks dan menanyakan
banyakmpertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini anak senang sekali mendengarkan
cerita-cerita dan seringkali mampu mengadakan improvisasi.
Ketika
usia beranjak 4 tahun, anak menguasai 1500 kosakata, karena pencapaian bahasa
telah mencapai suatu tingkat yang tinggi. Anak dapat menghubungkan cerita dari
peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang baru terjadi. Anak juga
mampu untuk bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya dan secara kontinu
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Lagu-lagu sederhana dapat dikuasai dan
memahami analogi sederhana.
Berbeda
ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya sudah mulai lancar dan
perbendaharaan katanya sangat luas. Anak seringkali menanyakan arti dari suatu
kata yang didengarnya. Anak senang mendengarkan cerita dan menceritakannya
kembali.
Anak
dengan usia 6 tahun, perkembangan bahasanya ditunjukkan dengan menguraikan
objek-objek lewat gambar.
c.
Aspek kognitif
Perkembangan
kognitif anak usia pra sekolah mulai tampak dengan digunakannya simbol-simbol
untuk menuangkan apa yang dipikirkannya, bersikap egosentrik dan berpikiran
representatif. Permainan yang digemari oleh anak seusia ini berkaitan dengan
fantasi atau khayalan. Konsep waktu mulai dimengerti oleh anak secara bertahap.
Di
usia 4 tahun, konsep waktu yang telah diketahui sebelumnya dihubungkan dengan
kejadian sehari-hari, senang belajar berhitung, meskipun belum paham dengan
angka-angka yang dihitung, sikap egosentrik berangsur menurun dan mampu
menyebutkan satu atau lebih uang logam.
Pada
usia 5 tahun, anak mulai bisa memahami kata-kata yang keluar dari mulutnya,
dapat menyebutkan 4 warna dasar, mulai tertarik menghubungkan kenyataan yang
ada dengan lingkungan sekitarnya dan mampu menyebutkan nama hari.
Usia
6 tahun, anak menunjukkan perkembangan kognitifnya melalui kemampuan membedakan
antara kanan dan kiri, mengenali banyak bentuk dan mematuhi 3 perintah
berturut-turut.
d.
Aspek sosialisasi
Di
usia 3 tahun, perilaku anak usia pra sekalah mengarah pada negativisme, yaitu
perlawanan aktif terhadap permintaan dan perintah-perintah. Sikap ramah dimunculkan
kepada lingkungan, terdapat pemahaman terhadap perubahan, anak juga sudah mampu
membedakan jenis kelamin, peraturan-peraturan yang sifatnnya sederhana mulai
dipelajari, meskipun diinterpretasikan oleh dirinya sendiri, untuk anak
laki-laki cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Dalam hal berpakaian, anak usia
3 tahun mampu melakukannya sendiri dengan bantuan seminimal mungkin.
Saat
usia beranjak 4 tahun, anak mampu makan sendiri (tidak disuapi), bisa
menggunakan garpu, walaupun dengan telapak tangan, dapat mengunyah seperti
halnya orang dewasa, ada ketakutan tersendiri terhadap gelap dan binatang.
Sikap yang seringkali diperlihatkan pada anak seusia ini adalah suka mengadu,
merasa mandiri dan agresif.
Usia
5 tahun dalam perkembangan sosialisasi ditandai dengan melakukan agresi kepada
anggota keluarga, suasana hati dapat berubah-ubah, anak memasuki kelompok
bermain yang kooperatif, menikmati hiburan yang ada serta mengidentifikasi
orang tuanya dari jenis kelamin yang berbeda.
Usia
6 tahun, anak ini mulai dapat dipercaya, rasa takut berkurang, suka menggoda
orang lain, kadang melakukan sikap menentang dan tidak sopan, kecemburuannya
terhadap adik tampak nyata, serta berlaku curang untuk menang.
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dipandang dari segi
kelompok usia, ternyata anak-anak memiliki karakteristik yang khas dengan
segala kompleksitasnya. Dengan demikian diperlukan pendekatan yang khusus pula,
bilamana kita sebagai seorang perawat mendapati pasien anak dengan berbagai
tingkat usia, dalam hal ini secara khusus akan dibahas proses pendekatan
terhadap anak kelompok usia pra sekolah (3-6 tahun) yang sedang sakit.
Pertama-tama kita harus
tahu betul faktor-faktor yang sangat berpengaruh dan patut dipertimbangkan saat
berkomunikasi dengan anak-anak. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
A. Lingkungan
Menciptakan
suasana lingkungan yang ramah seperti rumah, memfasilitasi tempat bermain dan
mainannya, anak-anak mengenakan pakaian bebas, meminimalkan tingkat kebisingan
di lingkungan sekitar, tempat perawatan dianjurkan dekat dengan orang tua serta
adanya kemudahan dalam aktivitas makan, minum, bermain dan istirahat.
Keamanan
juga harus dijaga dengan cara, pegangan pintu dibuat dalam posisi yang tinggi,
baik jendela maupun perlengkapan lain harus dirancang khusus demi keamanan
anak.
B. Komunikasi verbal dan non verbal
1.
Bicara pada anak sejajar dengan mata anak.
2.
Gunakan bahasa yang dikenal dan mudah dipahami oleh
anak.
3.
Gunakan kalimat yang singkat.
4.
Gunakan bahasa yang positif, misalnya “ayo ikut ibu,
dan kita akan.....” bukannya “apakah
kamu ingin....” Anak kecil jangan dibiarkan dalam posisi memilih, karena ia
akan menjawab “tidak”.
5.
Jangan marah atau membentak anak.
6.
Biarkan anak menjalin hubungan dengan orang lain.
7.
Gunakanlah sentuhan sebagai alat komunikasi.
8.
Berkomunikasi melalui mainan anak.
9.
Perhatikan komunikasi non verbal anda.
10. Bersikaplah
jujur.
Untuk proses pengkajian
tidak boleh dilupakan bahwa anak-anak pra sekolah dapat menjawab pertanyaan
tentang diri mereka sendiri dan pertanyaan-pertanyaan seharusnya diarahkan
terutama pada anak sehingga mereka dapat berusaha untuk menjawabnya.
Perlu juga diingat,
bahwa anak-anak tidak menyukai hal-hal yangt “diambil” dari mereka, jadi lebih
baik mengatakan “saya ini akan melihat seberapa panas kamu” daripada “saya akan
mengambil suhu kamu”.
Penjelasan akan segala
macam tindakan yang akan dilakukan pada anak-anak harus sesuai dengan tahap
perkembangan dan pengertian mereka. Pada anak-anak usia pra sekolah, jauh
sebelum dilakukan tindakan dapat dipersiapkan terlebih dahulu, baik dari segi
tempat, orang maupun waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Engel, Joyce. Pengkajian
Pediatrik. Edisi 2. Alih bahasa : Teresa. Jakarta : EGC, 1998
Lewer, Helen. Belajar Merawat
di Bangsal Anak. Alih bahasa : Ernie Noviestari. Jakarta : EGC, 1996
Majalah Ayah Bunda : Dari A
sampai Z tentang Perkembangan Anak. Jakarta : Gaya Favorit Press, 2002.
Sacharin, Rosa M. Prinsip
Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Alih bahasa : RF Maulany, Jakarta : EGC, 1994.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang
Anak. Cetakan II. Jakarta : EGC, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar