BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Pneumonia adalah peradangan pada
paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau
aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada
parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal
ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang
mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997)
Pneumonia adalah proses infeksi akut
yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Selain gambaran umum di atas,
Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis lainnya dan
pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium). (Wilson, 2006)
B.
Etiologi
Beberapa penyebab dari pneumonia
yaitu:
1. Bakteri :
streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
2. Virus :
Influenza, parainfluenza, adenovirus.
3. Jamur :
Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, ryptococosis,
pneumocytis carini.
4. Aspirasi :
Makanan, cairan, lambung.
5. Inhalasi :
Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.
Pneumonia virus bisa disebabkan
oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus
parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada
anak yang relatif besar). Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering
adalah:
1. virus
sinsisial pernafasan
2. adenovirus
3. virus
parainfluenza
4. virus
influenza.
C.
Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapat
melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisma yang pada keadaan
normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung,
atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran
napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik,
dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi
maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan
organisme-organisme infeksius lainnya.
Perubahan pada mekanisme protektif
ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan
anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan
neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas
sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor
predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan
pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi
akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke
saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.
Kemungkinan lain, kerusakan yang
disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan
bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri ini dapat
merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas
atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui
penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus (
contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes
simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber
terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.
Setelah mencapai parenkim paru,
bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan,
deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang
diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi
lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan
inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan
interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran
napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.
Mekanisme daya tahan traktus
respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi dan terdiri
dari:
1.
Susunan
anatomis rongga hidung
2.
Jaringan
limfoid di naso-oro-faring
3.
Bulu getar
yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sek¬ ret fiat
yang dikeluarkan oleh set epitel tersebut.
4.
Refleks
batuk
5.
Refleks
epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
6.
Drainase
sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.
7.
Fagositosis,
aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imu¬ noglobulin A (IgA).
Anak dengan daya tahan terganggu
akan menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasi penyakit ini
dengan sempurna. Faktor lain yang mem¬pengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya
tahan badan yang menurun, misal¬nya akibat malnutrisi energi protein (MEP),
penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma pada paru, anestesia,
aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.
D.
Tanda Dan Gejala
Batuk nonproduktif, Ingus (nasal
discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercosta, Penggunaan otot bantu
nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan
infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas,
Menggigil, Berkeringat, Lelah.
Gejala lain yang mungkin ditemukan
adalah:
1. kulit yang
lembab
2. mual dan
muntah
3. kekakuan
sendi.
E.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pada
pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis bergeser
ke kiri.
2. Bila
fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan keadaan
hipoksemia (karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat rendah,
normal atau meningkat tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.
3. Pemeriksaan
kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat membantu pada
kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.
4. Pada foto
dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan paru.
Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat
klinis penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya
lebih berat daripada keadaan klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :
a.
Konsolidasi
pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobari
b.
Penebalan
pleura pada pleuritis
c.
Komplikasi
pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum, pneumotoraks,
abses, pneumatokel
F.
Penatalaksanaan Terapi
1. Bila dispnea
berat berikan Oksigen
2. IVFD ;
cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24
jam.
3. Pengobatan:
Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75 mg /kg BB/
hari dibagi dalam 4 dosis.
G.
Konsep Asuhan Keperawatan
1.
PENGKAJIAN
a.
Data
demografi
b. Riwayat
Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk
disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk
dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
c.
Riwayat
Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA,
influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya
penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan
dapat memperberat klinis penderita
d. Pengkajian
1)
Sistem
Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),
banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2)
Sistem
Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru,
3)
nSistem
Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas
darah menurun
4)
Sistem
Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
5)
Sistem
Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
6)
Sistem
genitourinaria : produksi urine menurun/normal,
7)
Sistem
digestif : konsistensi feses normal/diare
2. Diagnosa
Keperawatan
a.
Kerusakan
Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.
b.
Infeksi,
Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan
pertahanan utama.
c.
Ketdakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.
3. Intervensi
Dx 1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
gangguan pengiriman oksigen.
KH:
a.
Menunjukkan
perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan
tak ada gejala distres pernapasan.
b.
Berpartisipasi
pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.
Intervensi:
1) Kaji
frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.
R : Manifestasi distres pernapasan tergantung
pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
2) Tinggikan
kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.
R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal,
meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi.
3) Pertahankan
istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.
R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan
kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.
4) Observasi
penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya jumlah sputum merah
muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat,
gelisah.
R : Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian
pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik segera.
Dx 2: Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran)
berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan utama.
KH:
a.
Mencapai
waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.
b. Mengidentifikasi
intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.
Intervensi:
1) Pantau tanda
vital dengan ketat, khusunya selama awal terapi.
R : Selama periode waktu ini, potensial komplikasi
fatal (\hipotensi/syok) dapat terjadi.
2) Anjurkan
pasien memperhatikan pengeluaran sekret (mis., meningkatkan pengeluaran
daripada menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret.
R : Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan
upaya membatasi atau menghindarinya, penting bahwa sputum harus dikeluarkan
dengan cara aman.
3) Tunjukkan/dorong
tehnik mencuci tangan yang baik.
R : Efektif berarti menurunkan
penyebaran /tambahan infeksi.
4) Batasi
pengunjung sesuai indikasi.
R : Menurunkan pemajanan terhadap
patogen infeksi lain.
Dx 3: Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan pembentukan edema.
KH:
a.
Tidak
mengalami aspirasi
b. Menunjukkan
batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru.
Intervensi :
1) Kaji
frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.
R : Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak
simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau
cairan paru.
2) Auskultasi
area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
adventisius, mis., krekels, megi.
R : Penurunan aliran udara terjadi pada area
konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat
juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada
inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, sekret
kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.
3) Bantu pasien
napas sering. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis., menekan
dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
R : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum
paru-paru/jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan
napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan
menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih
dalam dan lebih kuat.
4) Penghisapan
sesuai indikasi.
R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas
secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif
atau penurunan tingkat kesadaran.
BAB III
TINJAUAN
KASUS
A.
Pengkajian
I.
Biodata
1)
Identitas
klien
Nama : “An.R”
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini
Tanggal MRS : 28 Oktober 2012
Jam MRS : 09.00 WIB
Tgl pengkajian :
28 Oktoer 2012
Jam pengkajian : 10.00 WIB
Diagnosa medis : Pneumonia
No. Registrasi : 7544
2)
Identitas
orang tua
Ayah
Nama
: “Tn.N”
Umur
: 28 Thn
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Supir mobil
Agama
: Islam
Alamat
: Jl R.A. Kartini
Ibu
Nama
: “Ny.M”
Umur
: 24 Thn
Pendidikan
: SMP
Pekerjaa
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Alamat
: Jl R.A. Kartini
3)
Identitas
sadara kandung
Klien adalah anak tunggal(tidak mempunyai saudara
kandung)
II.
Keluhan
utama/ alasan kunjungan
1)
Keluhan
utama : Sesak nafas
2)
Alasan
kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang dialami sejak 3
hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam tinggi.
III.
Riwayat
kesehatan
1)
Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas
sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam
yang tinggi.
2)
Riwayat
kesehatan masa lalu
a.
Prenatal
care
1.
Pemeriksaan
kehamilan: 5kali
2.
Keluhan
selama hamil: tidak ada keluhan
3.
Riwayat
terkena sinar dan terapi obat: tidak ada
4.
kenaikan
berat badan selama hamil: lupa
5.
Imunisasi
TT: 2kali
6.
Golongan
darah ayah: tidak tahu
7.
Golongan
darah ibu: B
b. Natal
1.
1.Tempat
melahirkan:di rumah
2.
2.Lama dan
jenis persalinan:spontan
3.
3.Penolong
persalinan:bidan
4.
4.Cara
memudahkan persalinan:tidak ada
5.
5.Obat
perangsang:tidak ada
6.
Komplikasi
waktu lahir:tidak ada
c.
Post natal
1. Kondisi bayi
– BBL: 2,8 kg
- PBL: 50 cm
2. Bayi
kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosis
“untuk semua usia”
d. Penyakit
yang pernah dialami:demam
e.
Kecelakaan
yamg pernah dialami:tidak ada
f.
Tidak pernah
dioperasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya
g. Alergi
makanan obat-obatan tidak ada
h. Komsumsi
obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernah
i.
Perkembangan
anak disebandingkan dengan anak yang lainnya sama
3)
Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu mengatakan anggota keluarga ada yang batuk-batuk
yang disertai darah, yaitu nenek yang tinggal serumah dengan klien. Keluarga
pasien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes melitus.
IV.
Riwayat
Imunisasi
No.
|
Jenis Imunisasi
|
Waktu Pemberian
|
Reaksi Setelah Pemberian
|
1
2
3
4
5
|
BCG
DPT(I,II.III)
POLIO(I.II.III.IV)
CAMPAK
HEPATITIS(I,II,III)
|
1bulan
2bln,3bln.4bln
2bln.3bln.4bln,6bln
9bulan (belum dilakukan)
2bln,3bln,4bln
|
Demam
Tidak ada
Tidak ada
Tiak ada
-
|
V.
Riwayat
tumbuh kembang
1. Pertumbuhan
fisik
a.
Berat badan
baru lahir :2,8 kg
b.
Panjang
badan: 50 cm
2. Perkembangan
tiap tahap
Usia anak saat
a.
Berguling
:4bulan
b.
duduk
:6bulan
c.
merangkak
:7bulan
d.
senyum
kepada orang lain pertama kali:2bulan
e.
bicara
pertama kali:1bulan
f.
berpakaian
tanpa bantuan orang lain:belum bisa
VI.
Riwayat
nutrisi
1. Pemberian
asi
a.
a.Pertama
kali disusui:1minggu setelah bayi lahir
b.
b.cara
pemberian:setiap kali bayi menangis
2. Pola perubahan
nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat ini
usia
0 – 6 bulan: ASI
usia 7 bulan : ASI + bubur beras merah
VII.
Riwayat
psikososial
1.
Anak tunggal
2.
lingkungan
berada di kota
3.
rumah dekat
dengan masjid
4.
tidak ada
tempat bermain
5.
tidak punya
kamar sendiri
6.
ada tangga
yang berbahaya
7.
anak tidak
punya ruang bermain
8.
hubungan
antara anggota keluarga harmonis
9.
pengasuh
anak adalah ibunya sendiri
VIII.
Riwayat
spiritual
Support sistem dalam keluarga: Orang tua klien selalu
berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.
IX.
Reaksi
hospitalisasi
1. Pemahaman
tengtang keluarga dan rawat inap
a)
Mengapa ibu
membawa anaknya kerumah sakit: karena panik melihat anaknya
b)
Apakah
dokter menceritakan keadaan anaknya: iya
c)
Perasaan
orang tua pada saat ini: takut,cemas dan kwatir
2. Pemahaman
anak tentang sakit dan rawat inap
Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di
rumah sakit, klien hanya mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal
berada didekatnya.
X.
Aktivitas
sehari-hari
Pola makan dan Minum
Pola Makan:
No
|
Pols makan
|
Kondisi sebelum sakit
|
Kondisi selama sakit
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Selera makan Menu makanan Frekuensi makan
Makanan pantangan Pembatasan pola makan Cara makan
|
Nafsu makan baik
ASI+ bubur beras merah
3x sehari
tidak ada
tidak ada
disuapin
|
Nafsu makan menurun
sesuai diet
2x sehari
makanan berminyak
tidak ada
disuapin
|
Pola minum:
Pola minum
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Minuman
Frekuensi
Jumlah masukan
|
minum ASI + air putih,
5-6 kali
sehari,
± 1000-1500 ml/hari.
|
minum ASI + air putih, 3-5 kali sehari,
± 800-1000
ml/hari.
|
Pola Eliminasi
BAK
Pola BAK
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Frekuensi BAK
Jumlah keluaran
Bau
Warna
|
4 – 5 kali sehari,
± 1200cc,
khas,
jernih.
|
3 – 4 kali sehari,
± 800 cc,
khas,
jernih.
|
BAB
Pola BAB
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Frekuensi BAB
Konsistensi
Bau
Warna
|
2 – 3 kali sehari,
lunak,
khas,
kuning.
|
1 kali sehari,
keras,
khas,
kuning.
|
Pola istirahat / tidur
Pola istirahat tidur
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Banyaknya waktu tiudr
Gangguan waktu tidur
|
±10 jam per hari,
tidak ada.
|
± 6 jam perhari,
tida bisa tidur karena sesak nafas.
|
Pola personal higine
Pola personal higyene
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Mandi
Keramas
|
3 kali sehari ( di mandikan ibu ),
3 kali 1 minggu
|
2 kali sehari ( di mandikan ibu pakai waslap ),
2 kali 1 minggu.
|
Pola aktivitas
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
bisa bermain
|
hanya bisa menangis
|
XI.
Pemeriksaan
fisik
Keadaan umum : Lemah
1.
Tanda-tanda
Vital
a) Tekanan
darah :100/80 mmHg
b) Nadi :98 x/Mnt
c) Suhu :39 ºC
d) Pernapasan :32 x/Mnt
2.
Antropometri
a) Panjang
badan : 75 cm
b) Berat
badan : 8 kg
c) LILA : 10 cm
d) Lingkar kepala
: 30 cm
e) Lingkar
dada : 35 cm
f)
Lingkar
perut : 40 cm
3.
Sistem
pernapasan
a.
Hidung : Simetris kiri & kanan, Ada
secret dan ingus, pernapasan cuping hidung, tidak ada polip,tidak ada
epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat (takipneu).
b. Leher : tidak nampak pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada tumor.
c.
Dada : bentuk dada simetris kiri
dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan anterior 1: 2, pergerakan
dada tidak simetris.
d. Suara
napas : Terdengar bunyi stridor,
ronchii pada lapang paru.
e.
clubbing
finger : tidak ada.
4.
Sistem
cardiovaskuler
a.
Kongjungtiva
tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak
meninggi.
b. b. Suara
jantung : S1’ Lup’ ,S2’ Dup’.
c.
Tidak ada
bising aorta & Mur-mur.
d. Ukuran
jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.
5.
Sistem
pencernaan
a.
Gaster tidak
kembung, tidak ada nyeri.
b. Abdomen : Hati tidak teraba, Lien &
ginjal tidak teraba.
c.
Peristaltik : 30 x/Mnt
6.
Sistem indra
a.
Mata
1)
Kelopak
mata : Tidak edema
2)
Bulu mata : Menyebar
3)
Alis : Menyebar
4)
Mata : Reaksi terhadap rangsangan
cahaya ada
b. Hidung
1)
Stuktur
hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada trauma di hidung,
mimisan tidak ada
2)
Ada secret
dan ingus yang menghalangi penciuman
c.
Telinga
1)
Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan
,kanal Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada.
2)
Fungsi
pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia akan menoleh ke arah suara
tersebut.
7.
Sistem Saraf
a.
Fungsi
Serebral
1)
Orientasi,daya
ingat,perhatian dan perhitungan tidak Di identifikasi,
2)
Kesadaran
a)
Eyes : 4
b)
Motorik : 6
c)
Verbal : 5
d)
GCS : 15
(normal 13-15)
b. Fungsi
Cranial
1)
Nervus I
(olfaktorius): Penciuman tidak diidentifikasi
2)
Nervus II
(optikus): Visus dan lapang pandang tidak diidentifikasi
3)
Nervus
III,IV,VI (okulomotorius,troklearis,abducens): Gerakan otot mata tidak
diidentifikasi
4)
Nervus V
(trigeminus):Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi.
5)
Nervus VII
(facialis) ; Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi
6)
Nervus VIII
(akustikus): Pendengaran normal. Keseimbangan tidak dapat diidentifikasi.
7)
Nervus IX
(glosofaringeus): Fungsi pengecapan tidak dapat diidentifikasi.
8)
Nervus X
(Vagus): Gerakan ovula tidakdapat diidentifikasi
9)
Nervus XI
(aksesoris) : Sternocledomastoideus dan trapesius tidak dapat diidentifikasi
10) Nervus XII
(hipoglosus) : Gerakan lidah tidak dapat diidentifikasi
c.
Fungsi
motorik
1)
Massa otot :
lemah
2)
Tonus otot :
menurun
3)
kekuatan
otot : 25%(dapat menggerakan anggota gerak Tetapi tidak kuat menahan berat dan
Tekanan pemeriksa.
d. Fungsi
sensorik
Suhu,gerakan,posisi dan diskriminasi
tidak dapat Diiidentifikasi.
e.
Fungsi
Cerebellum
Koordinasi dan keseimbangan tidak dapat dikaji.
f.
Refleks
Refleks bisep(+),Refleks
trisep(+),dan Refleks babinski(+)
g. Iritasi Meningen
Tidak ditemukan adanya kaku kuduk.
h. Pemeriksaan
tingkat perkembangan
Dengan menggunakan DDST :
1)
Motorik
kasar : duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan
2)
Motorik
halus : mencari benang, menggaruk manik- manik, memindahkan
kubus, mengambil 1 kubus
3)
Bahasa : meniru bunyi kata- kata, dapat berkata papa
atau mama
4)
Personal
sosial : tepuk tangan
8.
Sistem
Muskuloskeletal
a.
Kepala
1)
Bentuk : Normal
2)
Gerakan : tidak diidentifikasi
b. Vertebrae
Tidak ada kelainan bentuk seperti
lordosis,scleosis,kifosis
c.
Pelvis
Klien belum jalan,ortholan barlaw’s
tidak dilakukan
d. Lutut
1)
Tidak
bengkok dan tidak kaku,gerakan baik(aktif)
e.
Kaki
tidak bergerak.
f.
Tangan
tidak bengkak,tanga kanan terpasang
infuse
9.
Sistem
Integument
a) Rambut : hitam,tidak mudah dicabut
b) kulit : kulit pucat,temperatur hangat,teraba
lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat.
c) Kuku : warna merah muda,permukan datar,tidak
mudah patah,kuku pendek dan agak bersih.
10. Sistem
Endokrin
a) kelenjar
thyroid
: tidak ada pembesaran
b) Ekskresi
urine berlebihan :
tidak ada
c) Polidipsi
dan Poliphagi :
tidak ada
d) Keringat
berlebihan
: tidak ada
e) e) Riwayat
air seni dikerumuni semut : tidak
ada.
11. Sistem
Perkemihan
Edema palpebra tidak ada,edema
anasarka tidak ada, kencing batu tidak ada.
12. Sistem
Reproduksi
Tidak dikaji
13. Sistem
Immune
a) Alergi cuaca
tidak ada,alergi debu tidak ada.
b) Penyakit
yang berhubungan dgn cuaca seperti batuk dan flu
c) Bicara
1)
Ekspresive
:Klien menangis jika merasakan sakit
2)
Reseptive :
tidak diidentifikasi
XII.
Pemeriksaan penunjang
1)
Pemeriksaan
darah lengkap (trombosit dan LED): Trombosit = 450
103/µL
2)
LED = 7 mm/jm
3)
kultur
sputum : terdapat virus sinnsial pernafasan
XIII. Penatalaksanaan
a.
Terapi
oksigen
b. Cairan
glukosa 10%
c.
Kloramfenikol
250 mg 3X sehari
B.
Analisa Data
Nama Pasien :
An.R
Umur
: 7 bulan
No.Registrasi :
7544
No
|
Data penunjang
|
Kemungkinan penyebab
|
1
2
3
|
DO:
- Klien nampak sesak
- pernapasan cuping hidung, pernapasan dangkal
- Klien nampak pucat dan cianosis
DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak.
DO:
- Klien nampak batuk berlendir dan beringus.
- terdengar bunyi ronchi, stridor pada lapang paru.
- Pergerakan dada tidak simetris.
- TTV:
T : 100/80
N : 98 X/ menit
S : 39 C
P : 32 X/ menit
DS :
- Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
Batuk berlendir dan beringus.
- Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk.
DO :
- KU : Lemah
- Suu : 39 C
DS :
- Klien mengeluh badannya panas.
DO :
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Selera makan menurun
- BB : 15 kg
TB : 120 cm
DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya malas makan.
- Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak
dihabiskan. Edema antara kapiler
dan alveoli
|
Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi
Kecepatan difusi gas menurun
Difusi O2 dan Co2 terganggu
Pembentukan sel eksudat
Alveoli dibronciolus berisi eksudat
eritrosit, fibrin dan bakteri
Penumpukan secret/mucus
Obtruksi jalan nafas
Stimulus chemoreseptor hipotalamus.
Termoregulator
Peningkatan metabolisme
Kompensasi cadangan lemak yang dipergunakan oleh
tubuh
|
C.
Daftar Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien :
An.R
No.Regristasi :
7544
No
|
Tgl muncul
|
Diagnose keperawatan
|
Tgl teratasi
|
28 oktober 2012
29 oktober 2012
30 oktober 2012
31 oktober 2012
|
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
pengiriman oksigen
jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan mucus dijalan nafas
Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada
jaringan parenkim paru
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia
|
D.
Intervensi
keperawatan
Nama Pasien :
An.R
No.Regristasi :
7544
E.
Evaluasi
Nama Pasien :
An.R
No.Regristasi :
7544
No
|
Tanggal
|
Evaluasi
|
1.
2.
3.
4.
|
28 – 10 – 2012
29 – 10 – 2012
30-10-2012
31-10-2012
|
S : Klien mengeluh Sesak
O : Klien masih sesak
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.
S : Klien mengeluh masih batuk dan beringus
O : Klien masih batuk
Pergerakan dada tidak simetris,terdengar
bunyi
ronchi.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.
S : ibu Klien mengatakan anaknya badannya masih
panas.
O : Badan klien masih teraba panas
Suhu 38 c
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2, 3,4.
S : Ibu klien mengatakan anaknya malas makan
O : Klien malas makan
Klien hanya makan ½ porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3, 4, 5
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan pada
paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau
aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden pneumonia berbeda untuk
daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden
meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor
resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak
mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi
kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian
antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1%
bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat
berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi. Maka
kita sebagai perawat yang profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan
hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita berikan sesuai dengan diagnosa
keperawatan dan tepat pada sasaran.
B.
Saran
Diharapkan sebagai mahasiswa
keperawatan mampu untuk menerapkan asuhan keperawatan yang terbaik untuk
pasiennya.
DAFTAR
PUSTAKA
Biddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar